CakNun.com

Tikungan Iblis (Bagian 4/5)

Pentas Kebahagiaan Dinasti
Yogyakarta, Indonesia, 2008-2009
Emha Ainun Nadjib
Waktu baca ± 10 menit

Tujuh
Tali Kendali Iblis

Para Tapel dengan gerak dan pose

Smarabhumi

Tampil di puncak kegagahan
Beredar-edar merdeka, tegas dan menghentak

Aku Smarabhumi
Aku pengendali seluruh lakon pementasan ini
Aku Narator, aku pemeran utama
Panggungku menghampar di alam dan kehidupan manusia
Kekuasaanku tertata rapi di dalam kepala kalian semua
Susunan pemerintahanku menguasai sel-sel otak kalian semua
Tata lampu cahaya gelapku
Mengatur kandungan kalbu kalian semua

Merendah

Akulah Smarabhumi alias Smorobhomo
Akulah yang dulu memimpin para makhluk suci
Jabarala, Makahala, Hasarapala, Hajarala dan semua lainnya
Bertamasya ke seluruh alam semesta raya selama 200 juta tahun
Sampai pada suatu momentum aku persilahkan mereka pulang ke Sorga
Karena aku mengambil keputusan untuk menetap di bumi

Menikmati bagai lagu

Akulah penemu indahnya bumi
Bumilah titik di alam semesta yang paling memenuhi gairah hidup
Aku takjub kepada nikmatnya pergantian siang dan malam
Aku hormat kepada dinamika dingin dan panas
Aku salut kepada dialektika lembut dan keras
Dan aku kagum! Aku kagum kepada rahasia hakekat cahaya dan kegelapan

Nada proklamasi

Akulah Bapak Kehidupan di Bumi
Akulah perintis hangatnya kehidupan di bumi
Aku berterima kasih tiap tahun kalian selenggarakan Hari Bumi
Hanya saja kalian tidak mengerti asal muasal, sehingga tak kalian sebut-sebut namaku
Kalian tidak paham kasunyatan Big Bang!
Ledakan Besar hasil ciptaan Tuhan
Kalian hanya ngerti barang kecil-kecil dan remeh-remeh
Bahkan kalian tidak mampu menangkap seekor lalat dengan tangan kalian

Para Tapel dengan bunyi-bunyi pendek

Smarabhumi

Tegas tapi setengah mentertawakan

Akulah, ya akulah
Yang dulu menyeret Adam dari sorga ke bumi
Karena sejak semula Tuhan menciptakan Kalifah
Tidak di sorga, tapi di bumi!

Bumi ini planet unggul
Kalau sorga, isinya kepastian, sedangkan bumi berisi kemungkinan
Sorga menyediakan ketenangan, bumi menawarkan kejutan-kejutan
Sorga dipenuhi cahaya sepenuhnya, sementara bumi mengandung pergulatan seru antara cahaya dengan kegelapan

Tanah bumi menghampar, tapi juga penuh gundukan gunung dan bukit-bukit
Lautnya menggeram terus menerus dengan gelombangnya yang gaib
Hutannya sarat misteri dan sema-semak kreativitas
Sungainya berliku-liku bagai keruwetan otak ummat manusia

Keruwetan otak manusia, kecengengan hati manusia
Tapi kucintai mereka, kepeluk kugendong bagai kekasihku sendiri
Kupacu gairah mereka, kupinjamkan telinga dan mataku kepada mereka

Tegas dan sungguh-sungguh
Aku Profesor Agung Guru Besar semua makhluk langit
Bersama semua Malaikat, aku disuruh bersujud kepada Tapel
Itu sebuah ujian, dan jawabanku adalah: menolak bersujud
Karena hanya Tuhan yang memiliki hak atas diriku dan sujudku

Tertawa

Itu kusengaja
Agar aku tak dikehendaki lagi untuk tinggal di sorga
Karena bagiku bumi jauh lebih menarik daripada sorga
Aku bilang kepada Tuhan: Tolong beri aku tangguh sedikit waktu

Tegas dan sungguh-sungguh

Dan sekarang, di zaman yang terbodoh dari peradaban di bumi
Lihatlah kehidupan manusia yang telah menjelma Tapel-Tapel ini
Tataplah wajah peradaban mereka, amatilah perilaku mereka
Perhatikanlah segala kerusakan atas bumi yang mereka selenggarakan

Mana pantas makhluk macam itu dijunjung oleh siapapun!
Demi Tuhan, demi akal sehat, aku mengumumkan sebuah pernyataan
Bahwa Kaum Tapel pemimpin bumi ini, sama sekali tidak pantas
Untuk dihormati, bahkan oleh seekor tikus dan kadal!

Para Tapel dengan bunyi-bunyi panjang

Lainnya

Tikungan Iblis (Bagian 5/5)

Tikungan Iblis (Bagian 5/5)

Aku, Iblis, bukan temannya Setan, bukan Mbahnya Setan, tidak segolongan, tidak separtai dan tidak seiman dengan Setan.

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib
Exit mobile version