Sowan Marang Buyut
Pengantar
Muatan dalam Sinau Bareng atau Maiyahan sangat banyak dan komprehensif. Sudah pasti ada dzikir dan shalawatan lengkap dengan ilmu tentang dzikir dan shalawat tersebut.
Ada pembabaran ilmu oleh Mbah Nun. Ada musik KiaiKanjeng dengan nomor-nomornya yang tak bisa dikatakan dalam genre tertentu. Ada workshop musik KiaiKanjeng dengan jamaah untuk tujuan pendidikan persatuan dan kesatuan. Ada workshop keilmuan dari Mbah Nun untuk jamaah yang dibagi ke dalam beberapa kelompok.
Dan, dalam paket Sinau Bareng ini sekarang ada muatan baru yaitu dramatic reading. Drama di mana para pemainnya membaca naskah dramanya. Naskah ditulis oleh Mbah Nun dan dimainkan/dibacakan oleh beberapa personel KiaiKanjeng.
Nah, naskah-naskah dramatic reading Mbah Nun ini kami hadirkan di sini untuk teman-teman semua. Selamat membaca. (caknun.com)
- Ini naskah dramatic reading. Dibacakan oleh BUYUT RUWAT (Joko Kato), MBAH PURWACENG (Novi Budiyanto), SADEWO (Doni) dn NAKULO (Jijit)
- Teks sebaiknya diolah menjadi dialog sehari-hari yang wajar. Boleh dengan ekspresi atau pergerakan badan sekedarnya untuk menghidupkan dialog. Bahkan boleh dengan insert-insert musik.
NAKULO
Wo Sadewo, ayo ikut Saya….
SADEWO
Ke mana Kang?
NAKULO
Sowan ke rumah Buyut Ruwat Sengkolo
SADEWO
Ngopo kok mau ketemu Buyut Ruwat?
NAKULO
Lho kan desa kita sedang menggelar acara Ruwat Desa atau Sedekah Desa. Supaya kita tahu apa Ruwat Desa itu. Kita generasi muda harus rajin luru ilmu. Ngangsu kawruh….
SADEWO
Sebentar, sebentar Kang Nakulo. Kalau saya memang jelas termasuk generasi muda. Tapi Kang Nakulo?
NAKULO
Yo ojo ngono. Bagaimanapun saya kan termasuk generasi muda, meskipun usia saya sudah setengah tua…
SADEWO
Ya itu namanya generasi STW, generasi setengah tua.… Tetapi fokus kita kan bukan itu. Yang utama adalah bahwa kita ini generasi penerus bangsa. Meskipun Kita sudah sekolah bahkan kuliah, tapi kan tidak ada pelajaran tentang Ruwat Desa
NAKULO
Ya tentu saja. Yang namanya Sekolah atau universitas itu kan modern. Kalau Ruwat Desa itu ya….ndeso…. Kan tidak ada Ruwat Kota atau Ruwat Negara.
SADEWO
Makanya kita perlu nanya-nanya ke Buyut Ruwat Sengkolo termasuk tentang kenapa kok tidak ada Ruwat Kota atau Ruwat Negara.
NAKULO
Ya sudah ayo saya antar ke sana. Tapi saya sekedar mengantar lho.
SADEWO
Ah ya kamu juga sebaiknya ikut belajar. Kan kita sudah biasa Sinau Bareng dilatih oleh Eyang Kik Ronopati Menturo.
NAKULO
Ah kok Buyut Kik Ronopati to. Maksudnya Mbah Markenun to?
SADEWO
Husy! Mbah Nun. Kok Markenun….
NAKULO
Lha ya Markenun Ajaib.
SADEWO
Ainun Nadjib! Cangkemmu….
SADEWO DAN NAKULO MENGETUK PINTU RUMAH BUYUT RUWAT DAN KULONUWUN
BUYUT RUWAT
Yo Tole. Sopo yo?
SADEWO
Kulo Yut, Sadewo
NAKULO
Kalian kulo, Nakulo
MBAH PURWACENG NROMBOL
E e e sopo kowe Cuuung…
NAKULO
Lho Mbah Purwaceng ada di sini tho….
SADEWO TERTAWA
Nama kok Purwaceng tho Mbaaah Mbah….
MBAH PURWACENG
Lho lho arek saiki senengané meremehkan orang tua. Ojo dumeh Cung! Nama Simbah ini, Purwaceng, ada filosofinya
SADEWO TERTAWA
Alah, filosofinya ya ceng itu Mbah….
MBAH PURWACENG
Kecère dibuka yo. Kupingmu dijembèng sing ombo..
Purwaceng. Purwa itu artinya asli, orisinil. Ceng itu kenceng…. Jadi Purwaceng itu maknanya barang orisinil yang kenceng.…
NAKULO
Mbah, apa ada barang yang bikinan Pabrik, yang tidak orisinil
SADEWO
Sebenarnya ada lho Kang. Barang tiruan made in pabrik di Amerika, China atau Korea. Namanya Dildo….
MBAH PURWACENG
Dildo ndasmu kuwi!
SADEWO
Lho yang tiruan itu memang ada ndasnya juga seperti aslinya.
MBAH PURWACENG
Dowone yo podo Cung?
SADEWO
Sebentar. Harus saya ukur dulu Mbah
MBAH PURWACENG
yang diukur apanya?
SADEWO
Ya Purwacengnya Simbah. Nanti saya bandingkan dengan Dildo.
BUYUT RUWAT
Wis wis wis. NGGABLOG PUNGGUNG MBAH PURWACENG. Sampeyan ini sudah tua kok cangkeme podo wae karo bocah-bocah enom….
MBAH PURWACENG
Lha wong anak kemarin sore kok berani-beraninya nantang kenceng-kencengan….
BUYUT RUWAT
Sudah to. Cucuku berdua ini mendatangi Buyut Ruwat sebenarnya ada maksud apa?
NAKULO
Gini Buyut Ruwat. Desa kami, Mojogebang kan punya hajat bikin upacara Ruwat Desa atau Sedekah Desa. Lurah kami namanya Haikal. Haikal itu maknanya dasar yang kuat. Ibarat rumah, Haikal itu bangunan yang fondasinya kokoh sehingga bangunannya tertata dan awet. Maka kami berdua ini, Sadewo dan Nakulo, sowan ke Buyut Ruwat dengan maksud ingin ngangsu kawruh tentang Ruwat Desa. Tujuannya pertama, supaya landasan ilmu pengetahuan kami tentang Ruwat Desa memperoleh landasan yang kuat sesuai dengan arti nama Lurah kami. Dan kedua, nama Buyut kan Ruwat. Sehingga sangat tepat kalau kamu sinau kepada Buyut.
MBAH PURWACENG
Ooo mau belajar tentang Ruwat….
NAKULO
Enggih Mbah.
MBAH PURWACENG
Gini ya… Ruwat, Rawat, Rawit, Ruwet….
SADEWO
Lha kok malah ruwet….
MBAH PURWACENG
Lha kalau Buyut Ruwat dirawat oleh Perawat yang cantik, terus mulutnya disuruh ngemut lombok Rawit, kan jadi ruwet….
BUYUT RUWAT
Kanjeng Sunan Kalijogo yang usianya paling muda tapi ilmunya paling tua, mengemukakan dhawuh yang bunyinya sangat indah: SASTROJENDRO HAYUNINGRAT PANGRUWATING DIYU….
NAKULO
Haaa ini baru kawruh.
SADEWO
Nggak seperti Mbah Ceng tadi.. Ruwat kok malah jadi ruwet
MBAH PURWACENG
Ooo riwit kamu ini memang
SADEWA
Kok riwit Mbah?
MBAH PURWACENG
Ceriwit…cerewet!
BUYUT RUWAT
Kata Ruwat terdapat pada idiom Pangruwating Diyu. Diyu itu raksasa nafsu. Buto. Besarnya potensi keburukan dan kedholiman pada jiwa manusia. Berbagai macam hawa buruk, energi Negatif, nafsu dan potensi setan, dan macam-macam lagi, yang semua itu sangat bisa mengakibatkan tidak hanya kerusakan, tapi juga kehancuran pada manusia.
MBAH PURWACENG
itu yang tadi saya maksudkan dengan ruwet. Jadi kenapa perlu Ruwat, supaya tidak ruwet. Ngerti!!!?
BUYUT RUWAT
Maka selalu sadar dan rajin-rajinlah membangun Hayuningrat, dengan menggunakan Sastrajendra.
NAKULO
Hayuningrat itu apa maksudnya Buyut?
BUYUT RUWAT
Keindahan kehidupan di bumi. Yang bahan-bahannya adalah kesucian jiwa manusia, kejujuran perilakunya dan kesejahteraan penghidupannya.
MBAH PURWACENG
Kalau kotor, dicuci, dibersihkan. Kalau bengkok, diluruskan. Kalau pikiran curang, diubah jadi jujur. Kalau hati jahat, dimurnikan. Kalau hidupnya gersang, disuburkan. Ngerti!!!?
SADEWO
Sendiko, Mbah Ceng….
BUYUT RUWAT
Ha itu Diyu! Sikap yang tidak hormat kepada orang tua, durhaka kepada manusia sepuh. Coba belajar memilih kata dan sikap yang kondusif terhadap makna dan wujud Hayuningrat.
NAKULO
Mohon dimaafkan adik saya ini Eyang. Maklum gurunya di Sekolah nyambi pengusaha Gojek.
SADEWO
Saya yang lebih wajib minta maaf, Buyut Ruwat. Tapi Kakang Nakulo ini juga selalu meremehkan dan memandang rendah kepada saya, Saya ini termasuk Generasi Milenial….
MBAH PURWACENG
Apa? Generasi Melinial..
SADEWO
Wah rodok dubleg. Milenial! Kok Melinial….
NAKULO
Sabar. Sabar. Mbah Purwaceng ini karena sudah agak kempong, Kadang-kadang pèlat ucapannya. Kadang seperti orang Cina, kadang seperti orang Jepang.
SADEWO
Hubungannya apa sama Cina dan Jepang?
NAKULO
Kalau orang Jepang mengucapkan “l” jadi “r”. Orang Cina sebaliknya
“r” diucapkan “l”. Orang Jepang bilang PERI padahal maksudnya…. Orang Cina maksudnya mengucapkan PERI tapi bunyinya…. Lha Mbah Purwaceng lain lagi kasus nya: MILENIAL malah jadi MELINIAL…
MBAH PURWACENG
Ha ya tergantung MELInya panjang apa pendek,
SADEWO
Kalau panjang?
MBAH PURWACENG
Meli!
SADEWO
Kalau panjang?
MBAH PURWACENG
Ya “li” nya dibaca panjang.
BUYUT RUWAT MENGHENTIKAN PEMBICARAAN ITU DENGAN BENTAKAN ATAU EKSPRESI SUARA LAIN
katanya mau ngangsu kawruh! Katanya mau mencari landasan ilmu. Kok malah rarirari lalilali sampai Jepang dan China segala….
SADEWO
Lha gara-gara Mbah Pulwaceng ini…. Pulwa kok Ceng. Terus Kang Nakulo malah nambahi periperi kok dibawa ke sini….
MBAH PURWACENG
Lho jangan dumeh. Bisa jadi yang kita omongkan tadi terrmasuk Sastra Jéndra.
BUYUT RUWAT
Lho kok bisa Mbah?
MBAH PURWACENG
Sastrajendra itu kan rahasia ilmu batin. SIRRUL ‘ILMI. SIRRUL ASRAR. Rahasia kawruh yang tersembunyi.
BUYUT RUWAT
Ya memang demikian. Tapi apa kaitannya dengan penuh pembicaraan Mbah Purwaceng dengan Nakulo dan Sadewo tadi?
MBAH PURWACENG
Lha tadi kan jelas. L disembunyikan sehingga keluarnya R. Demikian juga R dirahasiakan, ternyata aslinya L.
SADEWO
Jadi maksudnya Mbah Purwaceng
Milenial sengaja disamarkan menjadi Melinial….
BUYUT RUWAT
Balik lagi mile-meli mile-meli…. Sudah saya mau istirahat dulu, Saya tidak punya waktu untuk cengengesan…. Kalian berdua tanya saja ke Mbah Purwaceng
NAKULO
Aduh, aduh mohon ampun Buyut….
SADEWO
Nyuwun gunging pangaksami, Buyut Ruwat. Saèstu nyuwun pangapunten….
BUYUT RUWAT TIDAK JADI UNDUR DIRI
Kalau kalian main-main, saya ini merasa pekewuh kepada Pepunden kita semua Kanjeng Panembahan Agung Sunan Sepuh Raden Sahid Kalijogo. Jadi sekarang malah menjadi jelas: ya perilaku manusia macam kalian ini yang sejatinya akan diruwat oleh Ki Lurah Putra Haikal Jaya.
MBAH PURWACENG
Benar sekali Buyut Ruwat. Kalau penduduk macam Nakulo Sadewo ini tidak dirumat, kelak kalau tua kalian akan dipanggil MBAH PURWATHER.
BUYUT RUWAT
Cucuku berdua, Nakulo dan Sadewo. Mulai sekarang kalian masing-masing harus membaca Istighfar sehari sebanyak 10.000 kali.
SADEWO
10.000 kali sehari, Buyut?
BUYUT RUWAT
Sebenarnya 100.000 sehari. Tapi saya kasih kemurahan menjadi seper-sepuluhnya saja. Jadi 10.000.
MBAH PURWACENG
Saya doakan anakmas Nakulo lèdhèh cangkemmu, adapun anakmas Sadewo setelah dapat 10.000 bibirmu menjadi tipis seperti daun suruh, setelah membaca 20.000 kali kedua lambemu entèk dan hilang, setelah 30.000 kamu kelelegen kodok atau minimal percil….
NAKULO
Boleh saya bertanya, Buyut Ruwat?
BUYUT RUWAT
Tanya apa?
NAKULO
Apa bukan Mbah Purwaceng ini yang lebih tepat untuk dirumat?
SADEWO
Kalau pendapat saya agak berbeda.
NAKULO
Berbeda gimana?
SADEWO
Mbah Purwaceng ini perlu dirawat, dijamoni Lombok rawit, supaya tidak ruwet .
MBAH PURWACENG
Lho wong yang ruwet itu kalian berdua kok. Buktinya kalian ke sini untuk minta diruwat oleh Buyut Ruwat Sengkolo. Sengkolo nya désa Mojogebang ini ya kalian berdua ini. Kalian ini perlu belajar Ngèlmu Hakekat dan Makrifat.
BUYUT RUWAT
Cucuku berdua, dengarkan baik-baik apa yang diungkapkan oleh Mbah Purwaceng. Jangan salah konsentrasi. Buyut tahu fokus kalian kepada mbah kalian ini tidak kepada apa yang beliau tuturkan, melainkan pada nama beliau yang ada bunyi Ceng-nya. Iya tho? Pandangan kalian tertutup oleh kulit, sehingga tidak menangkap isinya. Kalian tertipu oleh yang kasat mata, padahal kandungan Ngèlmu Ruwat adalah rahasia yang terkandung oleh kelembutan rahasia jiwa. Padahal sastrojendro adalah keindahan ilmu batin yang tinggi namun mendalam, mendalam tapi tinggi. ‘Aliyah. Dakhiliyah. ‘Uluwiyah. Itulah Hakekat dan Makrifat. Lurah Haikal kalian sedang mengarungi itu. Dan kalian para generasi muda Mojogebang harus Makmum di belakangnya.
MBAH PURWACENG
Sastro itu keindahan dan kelembutan ilmu.
BUYUT RUWAT
Jendro itu kesucian dan ketinggian pengetahuan.
MBAH PURWACENG
Hayuningrat itu sejatinya kedamaian jiwa yang dicapai oleh kepribadian Insan Alkamil.
BUYUT RUWAT
Pangruwating itu thoharoh, reresik, pembersihan jiwa, yang diawali dengan rasa syukur dan dipuncaki oleh istighfar yang total.
MBAH PURWACENG
Diyu itu gambaran raksasa angkara murka di kandungan jiwa yang bersyariat, tidak menghakekat dan tidak memakrifat.
BUYUT RUWAT
Kalau kalian datang ke sini karena ingin punya Haikal atau fondasi kejiwaan yang kokoh untuk sungguh-sungguh meruwat désa Mojogebang kalian, maka ajaklah sebanyak mungkin warga desa kalian terutama pemuda pemudinya untuk melakukan apa-apa yang Buyut Ruwat dan Mbah Purwaceng tuturkan secara sungguh-sungguh dan istiqamah. Jangan setengah-setengah dan mandeg di tengah jalan. Semoga Allah menerima ibadah kalian dan diberlakukan untuk seluruh Kabupaten Mojokerto. Syukur-syukur diberlakukan juga untuk seluruh Negara kalian Indonesia, yang para pemimpinnya tidak pernah Merasa salah Kepada Tuhan, sehingga tidak pernah merasa perlu untuk menyelenggarakan Ruwat Négoro.
MBAH PURWACENG
Mulai dulu dari sinau Hanacaraka….
HA itu huripku cahyaning Allah….
BUYUT RUWAT
NA > Nur hurup cahyo wewayangan….
MBAH PURWACENG
CA > Cipto Roso Karso Kuwoso….
BUYUT RUWAT
RA > Roso Kuwoso Tetunggaling Pangreh….
MBAH PURWACENG
KA > Karso Kuwoso Kang Tanpo Larso Lan Niat….
BUYUT RUWAT
RA > Dumadi Kang Kinarti….
MBAH PURWACENG
TA > Tetep Jumeneng Dzat Kang Tanpo Niat….
BUYUT RUWAT
SA > Sipat hana kang Tanpo Wiwit….
MBAH PURWACENG
WA > Wujud hono kang tan keno kiniro….
BUYUT RUWAT
LA > Lali eling ono wewalesane….
MBAH PURWACENG
PA > Papan kang Tanpo kiblat….
BUYUT RUWAT
DA > Duwur Wekasané, endhèk Wiwitané….
MBAH PURWACENG
JA > Jumbuhing Kawula lan Gusti….
BUYUT RUWAT
YA > Yen Rumongso Tanpo Karso….
MBAH PURWACENG
NYA > Nyata Tanpo mata, ngerti Tanpo diwuruki….
BUYUT RUWAT
MA > Mati Bisa Bali….
MBAH PURWACENG
GA > Guru Sejati kang muruki….
BUYUT RUWAT
BA > Bayu sejati kang andalani….
MBAH PURWACENG
THA > Thuthuk watu dumadi Bayu….
BUYUT RUWAT
NGA > Ngracut sandhangane menungsa dumadi sukma….
MBAH PURWACENG
Wis kono bali, bali, mulih, mulih, sinauo nglakoni opo sing di ngendikakke Buyut Ruwat Sengkolo. Sinau nenani urip. Belajar mensungguh-sungguhi kehidupan. Jangan sampai kalian kesambet Sengkolo!!!
Surabaya 03.32 WIB 25.9.2022
Muhammad Ainun Nadjib