CakNun.com

Sinau Bareng Melalui Buku “M” Frustrasi!

Redaksi
Waktu baca ± 1 menit

Malam ini, 5 Februari 2022, berlangsung Sastraliman dengan tema Sinau Bareng melalui buku “M” Frustrasi! dan Sajak Jatuh Cinta karya Mbah Nun. Berlangsung penuh kegembiaraan tetapi sekaligus kejernihan dan ketajaman.

Ada Mas Eko Winardi sebagai moderator yang punya perspektif “Dari Cak Nun Ke Mbah Nun terbentang cakrawala luas”, ada Mas Dodo Hartoko mewakili penerbit Pabrik Tulisan yang merepublish buku“M” Frustrasi! dan Sajak Jatuh Cinta dengan kualitas estetik desain buku yang patut diacungi jempol.

Ada Pak Tirto Suwondo yang membaca dan menangkap dengan jujur ekspresi kegelisahan Mbah Nun sebagai penulis buku ini 47 tahun silam terhadap keadaan sosial politik kemanusiaan. Ada Mas Eko Tunas sahabat Mbah Nun sejak era rumah Kadipaten yang hidup di rumah itu. Mas Eko Tunas datang sekeluarga dari Semarang malam ini dan berkisah keadaan masa Kadipaten dan Patangpuluhan yang penuh kemurnian, serta bagaimana dia mendapat ilmu dari sikap Mbah Nun yang tak bosan menerima Mas Eko Tunas hidup di rumahnya kala itu.

Ada Mas Meritz Hindra dan Pak Joko Kamto yang baca puisi dari buku “M” Frustrasi! dan Sajak Jatuh Cinta. Ada Mas Seteng yang mendapat kepercayaan Mbah Nun untuk membacakan tulisan panjang Mbah Nun merefleksikan buku “M” Frustrasi! dan Sajak Jatuh Cinta dilihat dari setengah abad kemudian dari tahun ketika buku itu ditulis. Dan ada Pak Mustofa W Hasyim dan Pak Adji Darmadji Woko kawan sekolah SMA Mbah Nun, dan juga yang lain-lain.

Usai Mas Seteng, Mbah Nun mengajak para hadirin yang penuh memadati Rumah Maiyah masuk menyusuri bermacam-macam sejarah di masa lalu khususnya di tahun 70-an, mempertautkan apa-apa yang disampaikan para pembicara khususnya Mas Eko Tunas yang malam ini memperkenalkan frasa “kelaparan yang puitis”.

Lainnya