CakNun.com

Ruang yang Tepat Untuk Tumbuhnya Manusia Bermanfaat

Liputan Majelis Ilmu Bangbang Wetan Surabaya, 22 Agustus 2022
Amin Ungsaka
Waktu baca ± 4 menit

Mas Sabrang melihat dari semua perkumpulan di mana orang di dalamnya ‘jadi’ semua, ada satu hal yang sama: percakapan yang intens. Jadi, ketika kita ngobrol beradu argumentasi, ada dua pilihan dari percakapan itu: kita ingin percaya atau kita ingin tahu.

Majelis Masyarakat maiyah Bangbang Wetan Surabaya edisi Agustus 2022.
Dok. Bangbang Wetan.

Kalau kita ingin percaya, percakapan yang terjadi akan selesai lebih cepat, berhenti ketika kita sudah percaya. Tetapi jika kita ingin tahu, kedua orang yang bercakap itu saling ‘mematahkan’ argumentasi lawan bicara. Karenanya, dalam percakapan ingin tahu dibutuhkan syarat berikutnya yaitu ketika kita berpikir dalam komunikasi kita harus mampu merelakan ketika apa yang kita pikirkan salah dan tanggal, sehingga yang tersisa adalah intisarinya. Ibaratnya untuk menuju pada pisau yang tajam, harus melalui proses pengasahan pisau. Proses pengasahan itu selalu melibatkan terbuangnya konsep yang kita pikirkan, menuju tajamnya ‘pisau’ berpikir kita.

Mas Sabrang mengatakan, orang yang maunya menang sendiri di setiap perkumpulan, akan sulit untuk tumbuh. Seseorang yang merasa benar sendiri akan tidak merelakan konsep dirinya untuk tanggal, sehingga tidak mendapatkan intisari.

Definisi Pendidikan yang Sebenarnya

Memproses ketajaman berpikir tidak lepas dari pentingnya kebebasan berbicara. Karena, kebebasan berbicara sama dengan kebebasan berpikir. Tanpa ada kebebasan berbicara, kita tidak akan bebas berpikir. Tetapi jangan lupa bahwa berbicara itu sebagian besar adalah ‘sampah’, karena otak kita sebagian besar isinya ‘sampah’. Maka untuk mengetahui intisari isi otak kita, harus melalui proses berani melewati kritik dan salah.

Mas Sabrang melihat di Omah Peneleh berlangsung debat yang luar biasa antar penghuninya. Soekarno, Tan Malaka, Muso, Alimin, dan Kartosuwiryo lahir pada ‘pot’ yang sama. Berarti ‘pot’ Omah Peneleh bukan tempat untuk membentuk tetapi menumbuhkan manusia yang hidup di dalamnya.

Perihal Pendidikan, menurut KBBI pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang ataupun kelompok dalam upaya mendewasakan manusia melalui sebuah pengajaran maupun pelatihan. Dari definisi pendidikan menurut KBBI itu kita bisa melihat kenapa kita susah menghasilkan tokoh di era sekarang.

Mas Sabrang menunjukkan beda pendidikan yang terjadi di Omah Peneleh dengan yang terjadi sekarang. Pada definisi KBBI, model pendidikan yang berlangsung adalah kita dibentuk dan diubah sikapnya oleh seseorang. Sedangkan model pendidikan yang berlangsung di Omah Peneleh, bukan membentuk perilaku melainkan diberi pilihan ilmu untuk menentukan perilaku yang tepat.

“Pendidikan adalah memberi opsi manusia untuk bersikap, bukan dibentuk untuk punya cara tertentu,” tegas Mas Sabrang

Pendidikan itu memberi pilihan ilmu kepada manusia untuk saling mengasah satu sama lain, sehingga tahu diri kita sendiri seperti apa.

Yang tidak kalah penting dalam memproses kita mengasah diri adalah atensi, perhatian. Karena atensi itu ibu dari intelektualitas. Tidak ada intelektualitas tanpa didahului dengan atensi. Atensi itu letaknya pada menyimak, bukan sekadar mendengar.

Jadi, guru itu bisa pada orang atau bisa pada prosesnya. Pendidikan bukan proses pembentukan sikap, tetapi diberikannya pilihan ilmu untuk saling mengasah dan menemukan dirinya sendiri. Ketika sudah menemukan diri sendiri, kita akan tahu kita sebenarnya seperti apa, dan akan melakukan apa. Sehingga ketika kita menjadi tokoh, karena memang tokoh, bukan pendidikan pemimpin.

Dan orang-orang ampuh itu tumbuh menjadi tokoh karena bertemu pada lingkungan yang tepat.

Menurut Mas Sabrang, Maiyah bisa menjadi kluster kecil untuk mengasah diri supaya menjadi kumpulan yang tepat bagi tumbuhnya generasi bangsa yang manfaat. Sebab, di setiap Maiyahan kita merasa enak sinau karena atmosfer pendidikan yang dibangun di dalamnya tepat.

Surabaya, 24 Agustus 2022

Lainnya

Rahmatan lil ‘Alamin-nya Mannna?

Rahmatan lil ‘Alamin-nya Mannna?

Setelah diawali dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an dan lantunan beberapa sholawat, Cak Nun langsung naik ke panggung bersama dengan beberapa sahabat-sahabat lama yang aktif di Persada Studi Klub (PSK) yang dua hari sebelumnya mengadakan acara peringatan 47 tahun PSK di Rumah Maiyah Kadipiro.

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta
United Nations of Nusantara

United Nations of Nusantara

Tadarus Surat Al Hujurat dibacakan bersama-sama secara tartil mengawali Kenduri Cinta edisi September kali ini.

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta
Hilwin Nisa
Hilwin Nisa

Tidak

Tidak