CakNun.com
Majelis Ilmu Bangbang Wetan Surabaya edisi Juli 2022

Pemahaman Itu Rezeki dari Tuhan

Amin Ungsaka
Waktu baca ± 7 menit

Manfaatnya Kita Sinau Bareng

Misalnya kita kenal satu kata baru, setelah itu kita bayangkan, sehingga representasi satu kata baru yang kita bayangkan itu menjadi sesuatu yang hidup di kepala. Jika satu kata baru tersebut tidak hidup di kepala kita, namanya bukan ilmu, melainkan repositori, gudang.

Dok. Bangbang Wetan

Kita mempunyai kayu tidak ada gunanya jika tidak dibuat menjadi rumah. Berarti semua representasi itu harus ada gunanya di dalam diri. Selanjutnya kita putarkan dan kita tabrakkan konsep baru dengan konsep yang sudah ada di kepala untuk kemudian menuju proses mempunyai teori. Teori yang kita punya kemudian dicocokkan lagi dengan dunia luar. Kalau menemui ketidakcocokan, yang kita benahi adalah dunia dalam, akal.

Kalau kita terkejut atau tidak paham terhadap sesuatu yang kita alami, itu karena ada ketidakcocokan dari dunia dalam yang kita pahami dengan dunia luar yang terjadi. Ada dua kemungkinan sebab ketidakcocokan dunia dalam, yaitu karena kita kurang bahan konsep, atau kita salah menyambungkan dunia luar dengan dunia dalam diri. Karena kebenaran yang paling benar di dunia serta tidak bisa dibantahkan oleh siapa pun adalah sesuatu yang sudah terjadi.

Bahwa ilmu itu sebenarnya dunia yang kita bangun di dalam diri kita sendiri. Gunanya kita belajar, itu karena yang ada di kepala kita sedikit, karena manusia banyak serta masing-masing membangun dunianya sendiri — yang adalah potongan potret yang mungkin tidak lengkap terhadap potret dunia, itu gunanya kita saling Sinau Bareng.

Memodifikasi Model Dunia di Kepala

Mas Sabrang menegaskan bahwa kita itu tidak sedang mencari kebenaran dunia, kita cuma reflektor sedikit tentang dunia. Apa yang bisa kita katakan tentang dunia. Jadi, kita tidak bisa mengkonfirmasi kebenaran dunia, yang kita konfirmasi hanya yang ada di kepala kita, benar atau tidaknya. Karena kalau yang ada di kepala kita itu benar, akan berguna untuk menuju masa depan.

Seperti halnya misalnya membuat teh, ada tolak ukur dalam pembuatan teh, supaya konsisten dalam membuat teh yang enak. Tidak berdasarkan kondisi atau mood yang membuat. Gunanya ilmu adalah jika kita melakukan sesuatu agar output-nya sesuai dengan yang kita harapkan.

Perlu memodifikasi model dunia di kepala kita, tetapi terkadang manusia terlalu tinggi egonya untuk mau memodifikasi model dunia di kepalanya. Sehingga kenapa ketika ada dua orang berdebat, jarang ada yang mau berganti sudut pandang, cara pandang, atau cara berpikir? Karena egonya kuat, kalau mengalah berarti model dunia yang dibangun di kepalanya hancur karena merasa disalahkan. Maka kebanyakan dari kita tidak bisa menerimanya sehingga yang kuat egonya dalam berdebat.

Aslinya yang kita bela adalah model yang sudah kita bangun bertahun-tahun di kepala. Padahal kalau kita mau obyektif sedikit, justru model dunia yang ada di kepala kita akan semakin lengkap.

Ciri-ciri kita butuh untuk meng-update model dunia di kepala adalah keterkejutan, kekaguman serta kecelik. Karena ketiga hal itu hanya keluar kalau memang yang terjadi tidak sesuai dengan model dunia yang ada di dalam diri kita.

Kegunaan Informasi Bagi Masa Depan

Masuk dalam pembahasan tema tentang eskalasi ilmu, Mas Sabrang berbagi pemahaman bahwa data itu sesuatu yang bisa kita tangkap. Data yang bermakna bagi kita itu menjadi informasi. Informasi yang bisa kita pergunakan untuk memecahkan masalah menjadi pengetahuan. Gunanya model dunia di kepala adalah membayangkan situasi dimana informasi tersebut kita keluarkan ke orang lain untuk menjadi berguna.

Ketika kita sudah bisa membayangkan situasi itu, informasi akan menempel pada diri kita. Pada saat situasi itu muncul mirip-mirip dari apa yang sudah kita bayangkan, informasi itu akan loading sendiri di kepala kita, karena kita sudah pernah membayangkan dunia seperti itu.

Kalau kita tahu guna dari informasi yang kita dapatkan, informasi itu akan menempel di kepala, tidak usah mencoba mengingat-ingat saja, kita akan ingat, karena kita akan ingat pada sesuatu yang berguna. Cara kerja otak memang seperti itu.

Jadi dari sekian banyak informasi yang tersebar, yang perlu kita simpan adalah sesuatu yang berguna bagi kita.

Seperti yang Mas Sabrang katakan sebelumnya, ilmu itu berguna bagi masa depan, sehingga yang berguna bagi kita sekarang disimpan, siapa tahu berguna lagi di masa depan. Guna itu bisa ketika kita menghadapinya atau ketika kita bisa membayangkan kapan memakainya.

Dok. Bangbang Wetan

Ketika berbicara soal simplex, kita harus menulis poin terindeks. Poin terindeks itu yang asosiatif terhadap ilmu tersebut. Meliputi kategori, kegunaannya bagi kita serta menyambungnya dengan siapa, atau yang biasa kita sebut iteratif komunikasi 5W+1H. Iteratif komunikasi itu kita sambungkan satu persatu termasuk menemukan kegunaan bagi masa depan. Kalau itu sudah lengkap data itu, tidak perlu diingat, ketika kita butuh akan keluar sendiri.

Peta Wisdom dan Tiang Insight

Dalam banyak pengetahuan akan ada intisari-intisari atau tiang yang penting, itu yang kemudian disebut sebagai insight. Karena ilmu itu pasti akan bertawaf pada tiang-tiang atau intisari dari pengetahuan. Kalau pada tiang-tiang ­insight yang sudah kita temukan dari sekian banyak pengetahuan, kita bisa menemukan koneksinya maka itu yang disebut sebagai wisdom, kebijaksanaan.

Kalau kita sudah tahu peta wisdom yang berasal dari sambungan antar tiang insight tersebut, kita bisa merekonstruksi ilmu apa pun dengan tidak ngoyo.

Perlu kita garisbawahi bersama bahwa insight itu sebenarnya tidak bisa diajarkan. Karena pengetahuan tidak bisa diajarkan, yang bisa diajarkan itu cuma informasi. Karena kegunaan informasi setiap orang itu berbeda. Sehingga kalau dalam khasanah Islam, dikatakan bahwa pemahaman itu adalah rezeki. Jadi rezeki setiap orang itu berbeda-beda, tergantung dari apa yang akan kita pecahkan.

Ilmunya yang menempel di setiap orang akan berbeda. Kalau pengetahuan yang menempel di setiap orang berbeda, insight-nya berbeda dan wisdom-nya juga mempunyai cara pandang yang berbeda. Jadi insight dan wisdom itu susah diomongkan, karena kita harus menemukannya sendiri. Semakin kita man arofa nafsahu, maka insight dan wisdom akan muncul dengan sendirinya nanti. Yang bisa Mas Sabrang sampaikan hanyalah informasi dan argumentasi. Mas Sabrang meneguhkan kepada jamaah yang hadir pada malam itu bahwa pemahaman merupakan rezeki kita dari Tuhan untuk hidup kita.

Lainnya

Hilwin Nisa
Hilwin Nisa

Tidak

Exit mobile version