Menggali Ilmu di Balik Reriyungan MLUNGSUNGI
Tadi malam, Kamis 17 Februari 2022, seperti biasa berlangsung Mocopat Syafaat di Rumah Maiyah Kadipiro Yogyakarta. Berbeda dengan bulan sebelumnya, kali ini teman-teman Jamaah Maiyah diajak menikmati fragmen Drama MLUNGSUNGI oleh Reriungan Teater Yogyakarta yang sekaligus pementasan fragmen ini menjadi pintu pembelajaran melalui dialog sesudahnya.
Fragmen yang dihadirkan semalam diambil dari dua bagian dari naskah MLUNGSUNGI yaitu bagian adegan Tiga Rabbah dan Rombongan Iblis. Tiga Rabbah yang tak lain adalah tiga sesepuh makhluk manusia sedang mencermati keadaan dan perilaku manusia khususnya manusia nusantara melalui kaca benggala yang dipegang Mbah Dunung. Tiga Rabbah diperankan oleh Pak Joko Kamto sebagai Mbah Dunung, Pak Nevi Budianto sebagai Mbah Kilir, dan Pak Margono sebagai Mbah Bayan.
Sementara itu, Rombongan Iblis menyajikan detail-detail tugas Iblis kepada hati dan pikiran manusia, serta posisi Iblis dalam konteks penciptaan Manusia. Nama-nama tokoh dalam rombongan Iblis di antaranya adalah Walhan, Surabanggi, Rentil, Gunting Geni, Komandan Dasim, Komandan Zalanbur, dll.
Dalam sesi dialog, Mbah Nun mengajak jamaah belajar kepada fragmen MLUNGSUNGI ini, para sutradara, dan para pemain. Sejumlah dimensi dalam pementasan naskah MLUNGSUNGI penting buat dicatat. Di antaranya, dimensi keluarga para pemain, dimensi naskah MLUNGSUNGI yang ditulis Mbah Nun, dimensi penyutradaraannya oleh empat orang, dimensi lintas generasi para pemainnya, dimensi nama-nama tokoh dalam naskah, dimensi mlungsungi bukan saja sebagai cerita dalam naskah tetapi bahwa para pemainnya sendiri juga mengalami mlungsungi — di mana terbentuknya Reriyungan Teater Yogyakarta itu sendiri adalah peristiwa mlungsungi.
Para jamaah menyelam lebih dalam dengan bertanya beberapa hal menyangkut manajemen kedalaman penghayatan para pemain saat memerankan lakon, dalam hal ini peran sebagai Iblis. Selain itu, para jamaah menggali lebih jauh mengenai pemahaman tentang Iblis itu sendiri, seperti bagaimana kok Iblis bisa menggoda dan merasuki manusia bukan saja sebagai individu tetapi manusia sebagai suatu kelompok, dan bagaimana kita mampu mencapai satu titik pemahaman dan kesadaran sehingga kita bisa memilih jalan yang benar alias tidak tergoda oleh Iblis.