Mbandel
Kita ini memang aneh. Entah kenapa kok malas belajar kepada Rasulullah Muhammad, yang merupakan teladan utama tingkat Muslim rabbani. Muslim yang sehari lima kali berikrar, “Sesungguhnya shalatku, hidupku, matiku, semata-mata untuk Allah belaka,” dan melaksanakannya dalam implementasi konkret kehidupan. Padahal, shalat kita juga rajin mengucapkan kalimat itu. Namun, bila sudah di kantor, ketika mengurus proyek, makelaran, membayangkan masa depan, bergaul dengan ini itu, masuk toko serba-ada — anehnya kok jadi nomor 27. Heran. Kita ini memang makhluk yang mbandel. Tak cocok disebut ahsani taqwin, sebaik-baik ciptaan Allah.
Ilustrasi: Jamal Jufree