CakNun.com

Mbah Nun Menemani Kita Menemukan Jalan Keluar

Amin Ungsaka
Waktu baca ± 2 menit
Dok. Padhangmbulan

Perihal liku-liku permasalahan nampaknya kita butuh kuda-kuda yang kuat supaya kita tidak mudah menyerah. Menyerah kepada keadaan boleh juga tetapi yang tidak boleh adalah menyerah atas kemurahan dan pertolongan dari Allah. Maka kuda-kuda iman sangat penting untuk menjaga kestabilan langkah kita supaya tidak terlanjur kecewa dan putus asa terhadap rahmat Allah.

Bahwa segelap apapun yang kita hadapi saat ini, akan ada secercah cahaya yang akan menyambut kita esok hari. Maka tidak salah Mbah Nun selalu mendorong kita untuk terus berharap dalam keyakinan bahwa seburuk apapun yang sedang kita hadapi, yakinlah bahwa Allah akan membukakan jalan — dengan syarat bagi orang yang bersungguh-sungguh dalam hidupnya dan dalam memohon kepada Allah.

Maka pada Padhangmbulan edisi Desember kemarin, Mbah Nun memberikan ijazah mewiridkan surat Al-Qadr setiap sebelum tidur sebanyak 10 kali atau lebih bagus dibaca sampai kita terlelap dalam tidur. Kenapa Mbah Nun mengijazahkan surat Al-Qadr itu? Karena, menurut Mbah Nun, lailatul qadar tidak hanya datang pada saat akhir bulan Ramadhan saja. Lailatul qadar bisa hadir kapan saja. Misalnya pada siang hari yang terang benderang, tapi hati kita sedang diliputi permasalahan sehingga pandangan hidup kita terasa gelap, maka kehadiran pertolongan dan hidayah Tuhan itulah yang dimaksud lailatul qadar.

Pada saat Padhangmbulan malam itu, saya sedang diliputi selimut permasalahan yang menggelapkan mata dan menyesakkan dada. Waktu itu Mbah Nun baru saja naik ke panggung dan langsung mengungkapkan rasa ketidaktegaannya kepada semua jamaah yang sedang mengalami kegelapan permasalahan dalam hidupnya. Pada saat itu, Mbah Nun seakan berbicara langsung empat mata kepada saya. Sebab jawaban dan ungkapan dari Mbah Nun itu pas dengan yang saya butuhkan.

Bersamaan dengan mendengar anjuran ijazah dari Mbah Nun itu, hati saya perlahan terasa plong dan pikiran terasa mulai memudar kegelapannya dan kecemasannya. Menjadi lebih tenang dan berpikir panjang.

Ternyata wirid itu salah satu medium untuk menenangkan diri dari kepungan permasalahan yang kita pikirkan berlebihan, yang berakibat hati semakin terasa sesak dan cemas dan memandang pun pendek. Berbeda dengan jika kita memikirkan sesuatu dengan keadaan tenang, maka kita akan bisa berpikir panjang dan lebih obyektif dalam merumuskan permasalahan dan menentukan jawabannya.

Maka salah satu jalan untuk keluar dari permasalahan hidup yang menggelapkan itu adalah kesungguhan hati kita dalam berproses menjalani ujian dari Tuhan, disertai kesungguhan kita berdoa dengan mewiridkan ayat-ayat yang itu bisa mendekatkan diri kepada Tuhan dan kedua hal itu yang menentukan kuda-kuda sikap kita untuk bisa melangkah dan menemukan solusinya, tentunya dengan ketenangan hati — agar kita bisa berpikir panjang dan mencari jawaban yang meluas jangkauan perannya dan mendalam cinta kita kepada Allah Swt.

Lainnya

Topik