CakNun.com
Wisdom of Maiyah (169)

Maiyah: Rasanya Nyes, Adem Ayem

Rico Dwi Septiawan
Waktu baca ± 1 menit

Awalnya saya merasa kurang percaya diri hadir di maiyahan. Diri ini tidak pantas berada di tengah-tengah majelis ilmu karena dosa bertumpuk dan ilmu yang sangat-sangat sedikit. Tapi saya terus melihat dan mendengarkan wejangan-wejangan Mbah Nun di YouTube.

Pada akhirnya saya memberanikan diri untuk datang mengikuti maiyahan. Pengajian Padhangmbulan Mentoro Sumobito Jombang menjadi maiyahan pertama kali saya. Shalawat yang dilantunkan Mbah Nun benar-benar menyentuh perasaan. Saya menemukan kehangatan yang berbeda. Rasanya nyes, adem ayem. Air mata saya menetes.

Sejak mengikuti maiyahan sampai sekarang saya menemukan pembelajaran-pembelajaran yang membuat saya lebih percaya diri. Saya belajar tentang makna kehidupan yang sesungguhnya. Saya juga menemukan banyak saudara di sini. Maiyah adalah rumah saya, dan teman-teman jamaah adalah sedulur saya.

Saya merasa hidup saya lebih tenang dan bermakna. Menjalani hidup dengan sabar dan ikhlas, cinta dan mencintai. Maiyahlah yang mengajarkan saya cara memanusiakan manusia. Melalui Maiyah Allah Swt mengubah kehidupan saya menjadi lebih benderang.

Mbah Nun, kami anak cucumu masih membutuhkan bimbingan Panjenengan. Semoga Mbah Nun dan jamaah Maiyah diberi kesehatan dan kesabaran.

Lainnya

Empat Poin Tentang Maiyah

Empat Poin Tentang Maiyah

Tulisan ini berawal dari pertanyaan singkat: “Apa yang membedakan Maiyah dengan majelis ilmu lainnya?” Aku tergelitik dengan pertanyaan tersebut lalu memberanikan diri menulis isi hati dan pikiranku.

Erika Novitasari
Erika Novitasari
Exit mobile version