Maiyah Penangkal Petir
Memasuki tahun 2022, Kenduri Cinta kembali diselenggarakan secara offline. Setelah dirembug dan dimatangkan persiapan teknisnya di forum Reboan, penggiat Kenduri Cinta memutuskan menyelenggarakan Maiyah Kenduri Cinta edisi Januari 2022 ini di Lapangan Pusdiklat KEMNAKER di bilangan Jakarta Timur pada 22 Januari 2022. Lokasi ini sebenarnya sudah dipersiapkan untuk penyelenggaraan Maiyahan Kenduri Cinta di bulan Juli 2021 lalu. Namun saat itu varian Delta dari Covid-19 angka kasus postifnya cukup drastis kenaikannya, sehingga penggiat Kenduri Cinta memutuskan memindah kembali lokasi penyelenggaraan Maiyahan dan juga dalam konsep yang terbatas dan dilaksanakan di siang hari.
Setelah melewati banyak pertimbangan, diskusi, dan rembug yang matang di forum Reboan, telah dipastikan semua persiapan teknis di lapangan, termasuk hal-hal detail mengenai protokol kesehatan. Meskipun sudah hampir 2 tahun tidak Maiyahan secara langsung, namun tidak ada yang berkurang sedikit pun pada penggiat Kenduri Cinta dalam mempersiapkan hal-hal teknis sebelum acara. Bahkan sangat smooth. Sehingga, saat menggunakan lokasi yang baru, tidak mengubah sedikit pun rundown persiapan teknis yang memang sudah seharusnya dilakukan.
Selama 2020-2021, saat pandemi, Kenduri Cinta memang dilangsungkan beberapa kali secara terbatas. Mengingat beberapa hal yang memang harus dipertimbangkan. Termasuk Cak Nun sendiri, selama pandemi, saat Kenduri Cinta dilangsungkan dalam konsep terbatas, Cak Nun dari Yogyakarta menuju Jakarta menggunakan moda transportasi darat, yang tentu saja memakan waktu perjalanan lebih panjang jika dibandingkan dengan menggunakan pesawat terbang seperti sebelumnya.
Pada edisi Kenduri Cinta kali ini pun, Cak Nun sendiri sudah dijadwalkan untuk hadir di beberapa Simpul Maiyah. Melanjutkan rangkaian Silaturahmi dengan Penggiat Simpul Maiyah tahun lalu, di bulan Januari ini Cak Nun diagendakan untuk hadir di Simpul Maiyah Lingkar Daulat Malaya (21/1) kemudian berlanjut di Kenduri Cinta (22/1), lalu menuju ke Lampung untuk hadir di Maiyah Dusun Ambengan dan Maiyah Dualapanan (24/1).
Bersama tim Progress, Penggiat Kenduri Cinta pun mendampingi Cak Nun mulai sejak rangkaian di Tasikmalaya hingga Lampung. Di awal tahun ini, beberapa hal harus dijalani agar kedepan kita bisa beradaptasi dengan kondisi baru di beberapa hal, seperti di Bandara salah satunya.
Memulai Restart Kenduri Cinta
Sejak Jum’at (21/1) malam, sebagian penggiat Kenduri Cinta berada di Lapangan Pusdiklat KEMNAKER untuk proses pemasangan tenda dan panggung. Persiapan kemudian dilanjutkan pada Sabtu (22/1) siang untuk pemasangan backdrop dan sound system. Sempat terkendala sedikit masalah di bagian aliran daya listrik, alhamdulillah dapat terselesaikan menjelang maghrib. Meskipun daya listrik baru tersalurkan saat maghrib, namun proses cek sound tidak terganggu sama sekali. Saat proses persiapan akhir ini, jamaah Kenduri Cinta sudah mulai berdatangan ke lokasi acara.
Sebelumnya, penggiat Kenduri Cinta memang memberlakukan pendaftaran online melalui google form. Proses pendaftaran ini diperlukan untuk pendataan, sebagai kuda-kuda jika ada hal-hal yang terjadi di luar prediksi. Pada situasi seperti saat sekarang ini, tentu kita harus lebih sigap dalam menghadapi berbagai kemungkinan. Sampai saat Maiyahan dimulai, lebih dari 2.500 jamaah yang sudah mendaftarkan diri. Cukup tinggi ternyata antusiasme teman-teman Jamaah Maiyah Kenduri Cinta, mengingat memang sudah cukup lama tidak Maiyahan secara langsung seperti di Taman Ismail Marzuki yang terakhir diselenggarakan pada Maret 2020 silam.
Berbeda dari sebelumnya, saat Kenduri Cinta dilangsungkan secara terbatas, pada edisi Januari 2022 kali ini, pendaftaran tidak ditutup bahkan saat Maiyahan Kenduri Cinta sedang berlangsung. Penggiat Kenduri Cinta memang bersepakat untuk tidak membatasi peserta, setelah mempertimbangkan lokasi penyelenggaraan yang cukup representatif, di ruang terbuka dengan area yang cukup luas. Tantangannya tentu saja adalah bagaimana selalu mengingatkan jamaah yang hadir untuk tetap menerapkan protokol kesehatan. Itulah kenapa saat proses pendaftaran secara online, salah satu syarat wajibnya adalah bahwa setiap jamaah yang hadir harus sudah divaksin, baik vaksin tahap pertama maupun tahap kedua. Hal ini harus disadari bersama sebagai salah satu tindakan preventif yang memang wajar dilakukan pada saat sekarang ini.
Tepat pukul 19.30 WIB, Kenduri Cinta diawali dengan Wirid Akhir Zaman yang dipimpin oleh Afif Amrullah dan Munawir Sajali serta beberapa penggiat Kenduri Cinta di panggung. Jamaah yang sudah hadir pun khusyuk dalam bermunajat. Wirid Akhir Zaman lalu dilanjutkan dengan lantunan beberapa wirid Maiyah; Wirid Padhangmbulan, Ma Lana Mawlan Siwallah dan Wirid Hasbunallah.
Memasuki sesi Mukadimah, Wisnu yang bertindak sebagai moderator mengantarkan forum untuk membedah tema Kenduri Cinta edisi Januari 2022 ini. Fahmi Agustian, Amien Subhan, Ali Hasbullah dan Adi Pudjo secara bergantian menjelaskan beberapa hal sebagai pengantar Kenduri Cinta malam itu.
Di awal, Fahmi mengajak jamaah untuk flash back selama 2020-2021, di mana Jamaah Maiyah melewati masa-masa pandemi dengan situasi yang cukup berat. Bukan hanya secara psikologis saja, tetapi juga melewati peristiwa kehilangan beberapa sosok guru; Syeikh Nursamad Kamba, Bunda Cammana, Umbu Landu Paranggi, Pak Iman Budhi Santosa, Kyai Muzammil hingga Mas Beben Jazz. “Kita sangat kehilangan sosok-sosok guru selama pandemi ini,” lanjut Fahmi.
Memasuki tema, Fahmi menyampaikan beberapa hal yang sebelumnya sudah disampaikan oleh Cak Nun, baik di Kenduri Cinta juga di beberapa edisi Maiyah yang dilangsungkan secara online di Kadipiro. Cak Nun berulang kali mengingatkan, bahwa di era banjir informasi seperti sekarang ini, saat kita sendiri tidak mampu membendung arus informasi yang datang, setidaknya jangan sampai informasi yang ada di luar diri kita justru menghabiskan energi dalam diri kita, padahal kita sendiri tidak diwajibkan untuk memikirkan bahkan tidak wajib juga untuk mengurusi hal-hal tersebut. “Seharusnya, bekal-bekal yang sudah kita dapatkan di Maiyah justru membuat kita lebih kuat dalam menjalani kehidupan saat ini. Bekal-bekal itu harus menjadi penangkal petir dalam diri kita agar kita tidak udah tersambar oleh petir-petir zaman yang ada di luar diri kita,” Fahmi memungkasi.
“Meskipun tadi sempat ada trouble menyangkut aliran listrik, alhamdulillah teman-teman penggiat Kenduri Cinta tidak panik. Hal-hal seperti ini sudah biasa terjadi di Maiyah, dan sudah pasti teman-teman Maiyah jika menghadapi hal-hal demikian juga tidak mudah panik,” Amien Subhan menyambung paparan yang disampaikan oleh Fahmi. Dan memang demikian adanya, teman-teman penggiat Kenduri Cinta sudah terbiasa dengan hal-hal yang di luar prediksi, sehingga hal-hal yang menjadi kendala di lapangan, bisa ditangani dengan sigap tanpa rasa panik berlebihan. Seperti Maiyahan Kenduri Cinta kali ini, harapannya dengan kita jaga bersama-sama penyelenggaraannya, bisa dilanjutkan untuk dilaksanakan pada bulan-bulan selanjutnya.