CakNun.com

Lautan Jilbab (2/3)

Bagian Dua
Emha Ainun Nadjib
Waktu baca ± 6 menit

MALAIKAT-1 :
Bukan hanya berpura-pura. Tapi menipu. Menjebak. Mengelabui. Menjegal. Menikam…

MALAIKAT-2 :
Conthongmu makin merajalela, thing pecothot. Mentang-mentang Polisi ndak bisa nangkap Malaikat ya?

MALAIKAT-1 :
Lho ini bukan soal ditangkap atau tidak. Kalau mereka berani-berani menangkap Malaikat, kita tinggal bilang: kejarlah daku, kau kutangkap!

MALAIKAT-2 :
Memang. Malaikat memang tak mungkin bisa ditangkap. Tapi kita yang akting jadi Malaikat ini lho!

MALAIKAT-1 :
Ah. Jangan berlebih-lebihan. Sebuah kekuasaan yang kuat dan canggih, tak ada perlunya dengan cacing-cacing macam kita ini.

MALAIKAT-2 :
Iya iya. Lha tapi kalau hobinya makan cacing bagaimana?

MALAIKAT-1 :
Kalau toh demikian, kita tidak akan ditangkap. Paling jauh diamankan.

MALAIKAT-2 :
Jadi malah aman ya?

MALAIKAT-1 :
Wah, kamu ini memang harus mengikuti dua macam kursus. Pertama kursus pendidikan politik. Kedua kursus ilmu hakekat.

MALAIKAT-2 :
Politik? Hakekat? Makrifat?…

MALAIKAT-1 :
Begini lho. Kalau besok kamu bertugas ronda di bumi, kalau kamu mendengar kata aman, itu artinya bukan aman…

MALAIKAT-2 :
Lho!…

MALAIKAT-1 :
Diam dulu. Nanti aku bredel kamu ngeyel terus. Kalau kamu mendengar kata – misalnya – kenaikan harga: itu artinya penyesuaian harga. Jadi bukan kok harga barang-barang dinaikkan, melainkan disesuaikan.

MALAIKAT-2 :
Disesuaikan dengan apa?

MALAIKAT-1 :
Disesuaikan dengan kantong rakyat yang makin tebal berkat pembangunan.

MALAIKAT-2 :
Lha kalau rakyat yang kantongnya makin tipis dan mlarat?

MALAIKAT-1 :
Gampang! Tak usah beli apa-apa. Jadi tidak terkena urusan penyesuaian harga.

MALAIKAT-2 :
Jadi paham aku sekarang.

MALAIKAT-1 :
Paham apa?

MALAIKAT-2 :
Kalau ada orang kekurangan pangan, ya jangan makan. Dengan demikian ia bebas dari soal kekurangan pangan.

MALAIKAT-1 :
Kemudian begini. Kalau nanti kamu mendengar kata pemberangusan, itu arti sebenarnya adalah kebijaksanaan.

MALAIKAT-2 :
Betul. Manusia memang selalu belajar bagaimana memberangus secara bijaksana. Persis seperti manusia belajar melakukan zina secara halal…

MALAIKAT-1 :
Husy! Jangan bergurau. Ini serius. Kamu mendengar kata pemaksaan, itu sesungguhnya kesepakatan.

MALAIKAT-2 :
Memang. Memang orang harus dipaksa untuk bersepakat. Demi kesepakatan, pemaksaan itu wajib hukumnya.

MALAIKAT-1 :
Kamu pasti juga sering mendengar kata korupsi, kan? Itu artinya pemerataan. Atau amal pembagian.

MALAIKAT-2 :
Manis sekali. Amal. Amal. Amal kepada diri sendiri.

MALAIKAT-1 :
Atau barangkali kamu pernah mendengar soal penggembosan kekuatan politik? Itu bukan digemboskan, tapi disatukan. Istilahnya: deprimordialisasi dan integrasi nasional.

MALAIKAT-2 :
Tauhid.

MALAIKAT-1 :
Kok tauhid?

MALAIKAT-2 :
Benar tho? Tauhid kan artinya penyatuan.

MALAIKAT-1 :
Ya, tapi lain maksudnya.

MALAIKAT-2 :
Kenapa lain? Tauhid, penyatuan seluruh masyarakat di dalam negara. Kemudian lewat asas tunggal, masyarakat dan negara itu melakukan penyatuan dengan Tuhan. Klop tho?

MALAIKAT-1 :
O, ya ya. Baru aku tahu. Pantas manusia-manusia di negeri itu selalu meneriakkan slogan tinggal landas. Itu maksudnya pasti meninggalkan landasan untuk terbang menuju Tuhan.

MALAIKAT-2 :
Pulang ke rahmatullah.

MALAIKAT-1 :
Luar biasa itu negeri. Kalau begitu semoga jangan sampai di antara rakyatnya yang tinggal kandas.

Lainnya

Lautan Jilbab (1/3)

Lautan Jilbab (1/3)

Ada dua sebab. Pertama, laki-laki itu penuh imajinasi. Makin kalian tutup tubuh kalian, imajinasi laki-laki makin menjadi-jadi. Dan apa yang bisa menghalangi imajinasi? Meskipun kalian masing-masing pakai celana terbuat dari besi dan gembok dengan gembok pabrik, imajinasi tetap mampu menembus!

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib

Topik