Ketagihan Maiyahan
Ingin sekali saya datang maiyahan. Cukup lama saya menanti kesempatan itu karena masih merantau di Tangerang. Ketika ambil cuti saya datang ke Kenduri Cinta. Alhamdulillah, bisa ikut maiyahan secara langsung.
Saat saya pulang kampung ke Sragen, Alhamdulillah ada Sinau Bareng. Sayang datang lagi. Apa yang disampaikan Mbah Nun langsung bisa menancap dalam pikiran dan hati. Saya menyaksikan, mendengarkan, dan mencium tangan beliau. Tidak tahu kenapa mata ini ingin meneteskan air mata, merasakan kasih sayang Simbah pada anak cucunya. Setelah itu saya merasa “ketagihan” ikut maiyahan. Jika ada Sinau Bareng yang lokasinya terjangkau saya selalu ingin datang.
Menurut saya Maiyah itu komplet: ya pengajian, ya shalawatan, ya guyon, ya joget, ya belajar menemukan jati diri, ya mencintai tanah air. Maiyah mengajari saya agar tidak melupakan peradaban nenek moyang bangsa kita.
Semoga Mbah Nun sekeluarga, Bapak-bapak KiaiKanjeng, dan arek-arek Maiyah diberi kesehatan, perlindungan, dan ridla Allah Swt.