Kestabilan Segitiga Cinta
Dalam Maiyah, salah satu revolusi teologis yang menurut saya dan saya rasakan signifikan adalah segitiga cinta antara Allah, Rasulullah, dan hamba. Hal tersebut membawa setiap hamba jauh lebih stabil dalam menjalani, mengarungi, dan memaknai hidup masing-masing.
Bahwa jauh sebelumnya (terutama dalam hidup saya) yang terjadi adalah Tuhan sebagai entitas yang menakutkan sirna dan tergantikan dengan konsep cara pandang segitiga cinta tersebut. Perkara secara syariat yang terjadi, betul-betul private dan memenuhi masing-masing hamba dengan rasa dan nuansanya yang khas bagi masing-masing, namun interaksi yang terjalin akan membawa output yang jauh lebih konstruktif bagi sosial.
Singkat kata, setelah apa yang terjadi selama ini di hidup saya, soal apapun itu, kestabilan segitiga cinta Maiyah ini yang membuat saya merasa bahwa semua akan baik-baik saja, meski soal sejatinya bagaimana Allah lah yang Maha Tahu. Maka terbesitlah dalam qalbu bahwa Muhammad will lead the way. Muhammad will lead the way. Allahumma sholli ala Muhammad.