Kami yang Selalu Merepotkanmu, Mbah
Momen 27 Mei setiap tahunnya menjadi salah satu momen bagi jamaah Maiyah dan anak cucu Maiyah. Sangat bersyukur dalam kehidupan kita dipertemukan dengan Simbah, bisa dibilang sebagai anugerah karunia terbaik. Selalu memberikan pandangan-pandangan yang tidak terpikir oleh kita tapi ternyata itu sangat bermanfaat bagi kehidupan kita.
Memasuki usia 69 tahun, itu tidak menandakan usia senja. Enam puluh sembilan hanyalah angka. Di usia sekarang justru Simbah semakin cinta dan setia kepada Anak Cucunya. Hampir setiap kali ada acara Maiyahan, Simbah selalu setia menemani anak Cucunya Maiyah. Seminggu yang lalu terlihat Simbah menemani Jamaah Maiyah pada saat acara Mocopat Syafaat di Jogja. Meskipun malam itu terlihat kondisi Simbah yang kurang fit, akan tetapi hal tersebut tidak menyurutkan niat Simbah untuk datang dan memberikan sesuatu yang baru kepada kita, Jamaah Maiyah.
Satu mimbar seribu podium itulah forum Maiyah yang sampai saat ini masih menemani kita. Simpul Maiyah berada diberbagai titik nasional maupun internasional. Seperti Padhang mbulan, Kenduri Cinta, Gambang Syafaat, Bangbang Wetan, Mafaza, Tong Il Qoryah, dan lain sebagainya. Keistiqomahan Simbah dalam merawat Kebun Maiyah yang beliau berikan membuat kami bahagia dan merasakan nyaman dalam menimba ilmu di Universitas Maiyah. Yang tidak pernah habis pembahasan SKS nya.
Saya ingat betul, pada saat acara Maiyahan Padhangmbulan “Menyorong Rembulan” pada tahun 2018. Beliau ngendika, “Manajemen Utama Orang Hidup Adalah Puasa”. Hal tersebut yang selalu saya ingat, dan menjadi bekal dalam hidup saya. Karena Puasa adalah mengerti kapan saat ‘iya’ dan kapan saat ‘tidak’, dan kemudian memahami pula ‘mengapa iya’ dan ‘mengapa tidak’.
Matur nuwun Ibu Via yang telah setia menemani Cak Nun, yang telah merelakan sebagian waktu Cak Nun untuk menemani Anak Cucunya Jamaah Maiyah. Semoga diberikan kesehatan dan keberkahan dari Allah.
Dirgahayu, Cak.