Jemek Supardi, Tak Ada yang Tak Senang Sama Dia
Semalam (Selasa, 23/08/22) bertempat di Pendhapa Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPKB) DIY berlangsung acara memperingati 40 Hari wafatnya Seniman Jemek Supardi dengan Tajuk “Memaknai Jemek Supardi”.
Diskusi memaknai sosok Jemek Supardi, yang dibesarkan dalam lingkungan Teater Dinasti Kampung Dipowinatan meski kemudian lebih dikenal sebagai seniman pantomim, dibersamai oleh Mbah Nun, Nasirun, dan Bimo Wiwahtmo, dengan dipandu oleh Eko Winardi.
Seperti disampaikan Mbah Nun, banyak tokoh di negeri ini yang telah pergi meninggalkan kita semua tetapi kita tidak belajar dan tidak memaknai apapun dari beliau-beliau. Acara Memaknai Jemek Supardi ini dimaksudkan untuk mengingatkan hal itu. Jangan membiarkan Jemek bernasib sama seperti tokoh-tokoh itu.
Dari sosok Jemek Supardi, Mbah Nun memberikan contoh bahwa kita bisa belajar banyak tentang fenomena dan tipologi manusia, yang menggambarkan betapa luas semesta bernama manusia. Salah satu contoh, Mbah Nun mengenali Jemek sebagai orang yang di manapun dia bertemu dengan orang-orang lain, dia pasti bikin senang, dan tidak ada yang tak senang dengan dia. Menurut Mbah Nun, ini adalah sebaik-baik manusia. Dalam bahasa yang lain yang sering dipakai Mbah Nun, sosok seperti itu jenisnya adalah manusia wajib.
Dari pendekatan yang berbeda yang berasal dari tiga nilai utama dalam hidup: benar, baik, dan indah; sehingga muncul tipe manusia kebenaran, manusia kebaikan, dan manusia Indonesia. Menurut Mbah Nun dalam memahami sosok Jemek, tidak mesti melalui pendekatan kebenaran dan kebaikan, tetapi lebih pas dan tepat dari pendekatan keindahan. Sehingga, Jemek adalah tipe manusia keindahan.
Selain itu, bercermin pada kenyataan hidup Jemek yang unik dan banyak yang mungkin tidak sesuai dengan dugaan umum kita, menurut Mbah Nun, Jemek banyak melehke (menyadarkan) kita. Bahwa anggapan atau asumsi kita tidak selamanya benar.
Sebelum diskusi berlangsung, serangkaian penampilan dihadirkan kepada para hadirin. Para pengisi performance tersebut adalah: Ende Riza, Pupuh Romansa, Tias Wening, Yakob Yarame, dan Asita Kaladewa feat Guntur Nur P. (caknun.com)