Hepatitis Misterius
Belum selesai betul wabah covid-19, kini sekarang ramai diberitakan sebuah penyakit yang misterius. Tepatnya ‘hepatitis misterius’. Di layar televisi, juru bicara yang mewakili Kementerian Kesehatan memaparkan sejumlah temuan kasus ‘hepatitis misterius’.
Walaupun sejatinya memang masih misterius (menyangkut sebabnya), mungkin akan terkesan sedikit tidak menyeramkan bila dipakai istilah lain dengan menghindari kata ‘misterius’ tersebut. Misalnya hepatitis x, atau hepatitis z. Tapi barangkali karena di tempat kita kata ‘misterius’ ini sudah lazim, seperti tiba-tiba minyak goreng menghilang secara ‘misterius’, atau seseorang menghilang secara misterius, maka kasus hepatitis misterius ini tak sama mencekamnya dengan pada waktu Covid-19 melanda.
Hepatitis adalah sebuah kondisi di mana organ tubuh yang bernama hati (hepar, liver, bukan heart lho) mengalami peradangan. Apapun sebabnya!
Sedikit melacak perjalanan hepatitis misterius ini, kejadian penyakit ini dimulai ketika di Inggris ditemukan hepatitis misterius ini pada 5 April 2022, pada saat kita sedang memasuki awal bulan Ramadlan. Sepuluh anak ditemukan menderita hepatitis yang bukan hepatitis A, B, C, D maupun hepatitis E. tetapi mereka secara klinis dan laboratoris menderita hepatitis. Lha apa saja gejala-gejalanya?
Gejala yang mengarahkan kepada penyakit ini adalah: adanya demam tinggi, lesu, mual, muntah, nyeri perut disertai dengan penurunan kesadaran, nyeri sendi atau pegal-pegal, perubahan warna urin menjadi seperti warna air teh, mengalami diare, feses yang pucat, dan kulit menjadi kuning. Gejala tersebut disertai dengan penanda laboratorium yang menunjukkan adanya kerusakan sel sel hati.
Kadar Aspartat aminotransferase (AST atau GOT) dan alanin transaminase (ALT atau GPT) dalam serum meningkat lebih dari 500 U/L. ALT dan AST ini adalah enzim-enzim hati yang paling sensitif dan digunakan secara luas untuk mendeteksi kerusakan hati. Enzim ini dilepas ke dalam aliran darah sebagai akibat dari kerusakan hati. Dengan meningkatnya kadar enzim ini di dalam serum darah, artinya sel-sel hati mengalami kerusakan.
Temuan hepatitis di Inggris tersebut tidak disertai dengan marker positif untuk hepatitis A, B, C, D maupun E. Sehingga dikatakan penyakit hepatitis misterius. Pada 8 April ditemukan 74 kasus di negara Inggris, 6 diantaranya telah menjalani transplantasi hati.
Tanggal 21 April dilaporkan beberapa kasus di Irlandia, Spanyol, Israel, Amerika Serikat, Denmark, Norwegia, Belanda, Perancis, Romania, dan Belgia. Sedangkan negara Asia yang pertama kali melaporkan kejadian ini adalah Jepang, disusul Singapura.
Begitulah yang terjadi. Adanya fenomena hati yang sakit mengalami peradangan, apapun sebabnya dan dengan segala gejala klinins serta tanda laboratorium yang menyertai, dan tanpa adanya marker hepatitis A – E. Penyebab hati yang meradang dan menjadikannya sakit (hepatitis) adalah virus, obat-obatan, serta penyebab yang tak diketahui (hepatitis of unknown origin).
Sampai pada titik ini, manusia mestinya sadar bahwa dirinya, termasuk kita, saya, dan siapapun juga adalah makhluk yang paling lemah, tak tahu apa-apa, tak mengerti apa-apa.
Belum lepas dari wabah satu sudah muncul penyakit lain yang masih misterius. Kita hanya bisa berusaha sesuai dengan pengetahuan kita.
وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا
“Dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah” (QS. An-Nisa: 2).
Nah, karena pengetahuan kita masih sangat terbatas, melihat fenomena bahwa hepatitis ini muncul di berbagai belahan bumi ini dalam sekuen waktu yang berurutan, maka kita manusia ini berpikiran bahwa penyakit ini ditularkan. Karena sifat virus yang menular (kita berasumsi bahwa hepatitis ini disebabkan karena virus yang misterius) maka usaha kita adalah usaha-usaha pencegahan infeksi pada umumnya.
Mencuci tangan, minum air bersih dan matang, makan makanan yang bersih, menjaga kebersihan alat makan dan selalu membuang sampah pada tempat pembuangan sampah. Selalu memperhatikan personal hygiene serta kebersihan sekeliling kita.
Pertanyaan berikutnya akan muncul, karena ini sangat berdekatan, bahkan beririsan dengan wabah Covid-19, maka muncul di benak kita, apakah hepatitis ini berhubungan dengan Covid-19? Kalau berhubungan apanya yang berhubungan? Penyebab (virus)-nya, atau yang lainnya?
Biarlah nanti para ahli yang akan mengungkapkannya dengan segala macam alat ujinya. Yang penting kita tidak lengah, tidak menyepelekan, dan tidak meremehkan akan hadirnya penyakit ini. Kita belajar dari masa lalu.
Yogyakarta, 19 Mei 2022