CakNun.com

Belajar Untuk (Selalu) Sehat (2)

dr. Eddy Supriyadi, SpA(K), Ph.D.
Waktu baca ± 3 menit

Kanker

Kanker adalah sebuah penyakit yang kita tidak tahu asal-muasalnya, sebabnya, bahkan sebagian besar penyakit kanker ini belum ketemu obatnya. Semua umur bisa terkenan penyakit ini. Mulai dari bayi baru lahir sampai insan yang sudah sangat uzur.

Image by Colin Behrens from Pixabay

Jenisnya pun banyak. Masalahnya pun banyak. Kompleksitas permasalahan ini sangat besar. Ini saya ketahui karena saya ‘dekat’ dengan dengan para penderita kanker ini. Terutama anak-anak. Menurut lembaga yang berwenang memberi definisi usia, maka batasan usia anak adalah dari bayi lahir sampai usia 18 tahun.

Bukan berarti penyakit lain tidak kompleks permasalahannya, tetapi saya tidak bisa menyimpulkan kompleksitas penyakit selain kanker karena saya tidak ‘menyelami’-nya lebih dalam.

Secara umum kanker atau penyakit keganasan dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu keganasan darah dan tumor padat. Keganasan darah, atau yang lebih sering disebut dengan leukemia ini, bisa diderita pada semua umur. Hanya saja pada anak dan dewasa ada perbedaan jenis leukemia-nya. Pada anak-anak lebih banyak jenis leukemia lymphoid (LL), sedangkan pada dewasa lebih banyak jenis leukemia myeloid (LM). Apakah anak bisa menderita LM dan apakah dewasa bisa menderita LL? Jawabannya adalah: bisa! Walaupun, LL di dewas tak sebanyak LL pada anak-anak, begitu pula sebaliknya.

Lalu apa yang memebedakan antara LL dan LM? Ini pertanyaan yang sering dilontarkan, apakah derajatnya ataukah hal yang lain.

Dasar terjadinya penyakit ini mempunyai prinsip yang sama, yaitu ketidakseimbangan antara proses produksi dan proses pematangan sel (darah) dalam tubuh. Produksi amat sangat aktif, di lain pihak proses maturasi sel tidak berjalan semestinya. Proses ini terjadi di sumsum tulang penghasil sel darah dan di stasiun2 tempat proses edukasi dan maturasi sel tersebut terjadi. Stasiun-stasiun tersebut bernama kelenjar limfe.

Gampangnya gini, ibarat sebuah negara (tubuh) membutuhkan tentara yang dicetak di sebuah sekolah militer (sumsum tulang). Nah, sekolah militer ini memproduksi calon tentara baik angkatan darat, laut, maupun udara (sel-sel darah: darah merah, darah putih, dan keping darah). Karena sesuatu hal maka hanya angkatan laut saja (Lymphoid) yang diproduksi sangat masif. Karena sangat masifnya jumlah tentara muda calon tentara angkatan laut ini sehingga akan mendominasi sekolah militer (sumsum tulang) ini. Akibatnya adalah calon tentara dari angkatan darat (sel darah merah) dan udara (keping darah = trombosit) jadi terdesak sehingga produksinya sangat sedikit. Sedikitnya produksi dari sel darah merah dan trombosit ini akan mempengaruhi tubuh yang berakibat anak pucat (sel darah merah sedikit) dan mudah berdarah (trombosit sedikit), bisa mimisan, gusi berdarah, lebam di kulit dan lainnya.

Selain mendesak produksi sel darah merah dan keping darah di sumsum tulang, masifnya produksi sel-sel lymphoid ini tidak diimbangi dengan proses maturasi (pematangan) dari sel-sel tersebut. Akibatnya, tentara-tentara muda yang kemudian dilepas di medan pertempuran. Sel-sel lymphoid yang mestinya akan menjadi leukosit, tetapi belum sempat menjadi leukosit sudah dilepas ke aliran darah untuk bertempur melawan bakteri, virus, dan musuh tubuh yang lain. Sehingga, ini berakibat pada gagalnya tubuh dalam mengadakan perlawanan, dengan tanda klinis anak sering demam baik yang ‘nglemeng’ atau ‘sumer-sumer’, istilah untuk demam dengan kisaran suhu 38-an derajat, sampai demam tinggi.

Itulah yang terjadi pada kanker darah. Lalu apakah kita bisa mencegahnya?

Lha sebabnya saja kita nggak tahu, atau belum tahu. Bagaimana kita bisa mencegahnya? Semua teori yang mengemukakan hipotesis tentang sebab dari kanker darah ini belum terbukti benar.

Saya jadi ingat Cak Nun dalam satu pembicaraan tentang siapa-siapa yang akan kena sakit (Covid). Beliau mengibaratkan ada orang-orang di alun-alun kemudian ada burung terbang dan berak, maka kita tidak tahu siapa yang akan ketelekan manuk (kena beraknya burung itu).

Tapi saya lebih tertarik membicarakan hal-hal di balik penyakit ini. Tunggu….

Lainnya

Jalan Baru Ekonomi Kerakyatan

Jalan Baru Ekonomi Kerakyatan

Rakyat kecil kebagian remah kemakmuran berupa upah buruh murah, dan negara kebagian remah kemakmuran berupa pajak.

Nahdlatul Muhammadiyyin
NM
Exit mobile version