CakNun.com

Alhamdulillah, Mbah Nun Hadir di Tasikmalaya

Silaturahmi Penggiat Simpul Maiyah di Tasikmalaya, Jumat 21 Januari 2022
Lingkar Daulat Malaya
Waktu baca ± 3 menit
Dok. Koordinator Simpul Maiyah

Rindu itu terbayar tuntas. Setelah sekian lama dinanti-nanti, akhirnya Mbah Nun datang ke Tasikmalaya.

Untuk menyambut kehadiran beliau, penggiat Lingkar Daulat Malaya telah berkoordinasi dengan Koordinator Simpul Maiyah untuk persiapan dan dirancanglah dua agenda pertemuan yang berlangsung pada hari itu, Jumat 21 Januari 2022; 1. Silaturahmi Penggiat Simpul Maiyah di siang hari, 2. Sinau Bareng Maiyahan Lingkar Daulat Malaya pada malam harinya.

Bertempat di Nini Anteh warung Sangu Tasik, pertemuan penggiat Simpul Maiyah diselenggarakan secara sederhana. Dimulai dengan makan siang bersama, kemudian berlanjut dengan ramah tamah bersama Mbah Nun.

Pertemuan ini dihadiri teman-teman penggiat Maiyah Kenduri Cinta, Cirrebes, Jamparang Asih, dan Lingkar Daulat Malaya yang menjadi tuan rumah. Hadir juga perwakilan dari Juguran Syafaat.

Rizky Dwi Rahmawan, Koordinator Simpul Maiyah, memberikan paparan pembuka dengan menyapa teman-teman penggiat Simpul Maiyah yang sudah hadir siang itu. Ihsan Farhanuddin, penggiat Lingkar Daulat Malaya menyambung dengan memaparkan kegiatan dan aktivitas yang dilakukan para penggiat Lingkar Daulat Malaya sendiri di berbagai tempat masing masing maupun di Rumah Kamasan sebagai tempat kumpul setiap hari teman-teman Lingkar Daulat Malaya.

Beberapa kegiatan aktif dilakukan teman-teman penggiat Lingkar Daulat Malaya seperti workshop angklung, karinding, desain grafis, fasilitator konsolidasi lingkungan hidup, dan manajemen konflik horizontal. Sementara itu penggiat yang tinggal di Garut turut menemani beberapa kegiatan petani tembakau, mulai dari proses tanam sampai mandiri produksi rokok lokal. Lain halnya dengan penggiat yang tinggal di Ciamis, mereka mendistribusikan nilai-nilai Maiyah melalui sekola motekar yang didalamnya menyelenggarakan kegiatan kaulinan baheula (permainan zaman dahulu) sambil dibedah filosofi nilainya. Mereka juga aktif di bidang pertanian dengan menanam palawija yang berkolaborasi bersama ibu-ibu. Di bidang kesenian, mereka aktif latihan musik gamelan yang dinamai dengan grup musik Ki Pamanah Rasa. Kemudian, di wilayah sosial masyarakat mereka mendirikan Bank Sampah yang dikelola oleh penggiat dan pemuda setempat.

Tri Wahyu, yang sejak awal menemani kegiatan Lingkar Daulat Malaya, menjelaskan bahwa apa yang dilakukan oleh teman-teman penggiat Simpul Maiyah Lingkar Daulat Malaya sejatinya adalah sebuah kewajaran hidup. Apa yang dilakukan bukan merupakan sebuah hal yang disombongkan apalagi untuk dipamerkan. Mereka hanya melakukan apa yang mampu dilakukan, sembari mengaplikasikan nilai-niai Maiyah di wilayah mereka masing-masing.

Mbah Nun pun menegaskan, dengan mereka bercerita mengenai kegiatan mereka tentu bukan semacam riya. “Ini muatannya rasa syukur kepada Allah yang harus dikabarkan sebagai nilai untuk istiqamah dan menguatkan. Wa ammaa bini’mati rabbika fahaddits,” tegas Mbah Nun.

“Kalian harus benar-benar dan sungguh-sungguh untuk menemukan alasan inti kenapa anda Maiyahan,” Mbah Nun kembali mengajak para penggiat untuk menemukan kembali niat awal dalam memantapkan diri ber-Maiyah.

Dok. Koordinator Simpul Maiyah

Pertemuan yang dikemas sederhana siang itu benar-benar menjadi pertemuan yang sangat intim antara Mbah Nun dengan penggiat Simpul Maiyah yang hadir di lokasi.

Dalam kesempatan ini, Mbah Nun memberikan beberapa poin sebagai keberlanjutan dari prinsip nilai Maiyah yang sudah diselenggarakan. Mbah Nun menegaskan bahwa persentuhan nilai dan persaudaraan yang kita alami di Maiyah salah satunya adalah untuk mencapai apa yang sering disebut oleh Mbah Nun dengan istilah Almutahabbina fillah.

“Pertama, anda harus tetap bahagia. Jangan sampai anda tidak bahagia. Karena alasan keharusan untuk tetap berbahagia di Maiyah itu jelas, yakni Allah sudah ngasih apa saja tanpa kamu minta, bahkan sejak dalam kandungan dan ketika lahir ke dunia ini. Allah tidak mewajibkan kepada anda melakukan sesuatu apapun saja yang di luar kemampuan dan tanggung jawab anda,“ tegas Mbah Nun.

“Segelap-gelapnya kondisi saat ini, se-dholuman jahula-nya manusia abad ini, apalagi di negara kita sendiri. Anda semua harus tetap bahagia, tetap kreatif, tetap bersyukur dan luaskan silaturahim dengan siapapun,” lanjut Mbah Nun.

“Kedua, anda harus tetap bersabar atas segala keadaan apalagi terhadap manusia. Maiyah dianggap ada ataupun tidak ada, anda semua dilirik ataupun tidak, itu bukan masalah. Justru yang menjadi masalah kalau anda dibiarkan oleh Allah dalam kegelapan. Jangan sampai Allah marah. Teruslah berupaya sekemampuan anda menebarkan nilai-nilai kebaikan dan nikmatnya berbuat kebaikan kepada siapapun saja,” pungkas Mbah Nun.

Di akhir acara, Mbah Nun merekomendasikan kepada penggiat yang hadir untuk membiasakan diri membaca surat Al-Qadar 10 x sebelum tidur atau sampai tertidur dan membaca istighfar, shalawat, dan hasbunallah masing-masing 9 x selepas shalat atau dengan waktu senyamannya masing-masing.

Tasikmalaya, 26 Januari 2022

Lingkar Daulat Malaya
Wadah silaturahmi Jamaah Maiyah di Wilayah Priangan Timur (Tasikmalaya, Ciamis, dan Banjar). Mengadakan majelis ilmu setiap bulan di minggu keempat, yang bertempat di Tasikmalaya atau Ciamis.
Bagikan:

Lainnya

Maiyah Penangkal Petir

Maiyah Penangkal Petir

Memasuki tahun 2022, Kenduri Cinta kembali diselenggarakan secara offline.

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta
17 Tahun Kenduri Cinta

17 Tahun Kenduri Cinta

Kenduri Cinta edisi Juni kali ini merupakan edisi yang “spesial”.

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta