Tenteram
Masuk ke lingkup pergaulan organisme Maiyah, seperti berteman dengan batin dan jiwa sendiri. Selalu “dikontani”. Apa yang dirasa dalam hati, meski itu getaran, mendadak terwujud. Ijabah. Terkabul. Selalu apa adanya dan menenteramkan.
Semuanya, serumit apa pun permasalahan hidup, seberat apapun merasakan beban kesulitan hidup, begitu duduk bersama jamaah Maiyah, semua problem jadi kecil, ringan, dan terkendali.
Sebab, sering kali hati kita digedein oleh beragam pitutur. Apalagi jika mendengar nasihat Mbah Nun, adem dan solutif. Beres semua urusan. Tenteram itu bukan karena tidak ada masalah, tapi kemampuan bersikap, melampui kekerdilan jiwa kita sendiri.