Strategi Kembali Kepada-Nya
Hidup itu jalan yang penuh lika-liku namun al-mustaqim, demikian tutur Mbah Nun. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi makhluk lainnya dan setepat-tepatnya titik tuju yakni kepada Sang Maha Pencipta; Gusti Allah SWT, dengan berbekal tuntunan sebagaimana dicontohkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad Saw.
Maka, makna Maiyah bagi saya merupakan metode dari jalan kenabian itu. Metode yang sesungguhnya sarat dengan strategi. Strategi akan bagaimana saya dapat bertumbuh menjadi bambu, si sederhana yang tidak semegah sang beringin, ramping nan gemulai mengikuti arah angin, namun kokoh dari segala sisi. Ibarat gelas yang terisi penuh airnya, diminum sampai habis, kemudian menjadi gelas kosong yang diisi dan diminum kembali hingga berulang-ulang kali, itulah dampak Maiyah dalam perjalanan hidup saya.
Mengamati, mencerna, memaknai agar dapat menggali dan terus mengisi. Diasah untuk dimurnikan. Keikhlasan bukan kepentingan. Meniada agar ada. Akhirat untuk dunia. Lebih daripada Rahmat. Tidak dapat dikalkulasi. Apalagi dibalas. Rasionalitas yang tanpa batas. Maka siapa bilang pencapaian selamat kembali kepada-Nya itu tidak membutuhkan strategi?