Selamat Jalan, Selamat Ulang Tahun
27 Mei 2021, tepat di hari perayaan ulang tahun orang nomor satu di Maiyah, Muhammad Ainun Nadjib, kami mendapat kabar kepergian salah satu guru di Maiyah, Ahmad Muzammil. Kabar ini tentu membuat duka bagi seluruh keluarga Maiyah. Di Maiyah, kami mengenal Ahmad Muzammil sebagai sosok Kiyai yang menguasai ilmu fiqih. Pakaian sederhana dengan logat bicaranya yang khas menjadi ciri penampilan beliau.
Dalam setahun ini, setidaknya ada tiga orang guru di Maiyah yang telah meninggalkan kita. Sebelumnya, kabar kepergian Umbu Landu Paranggi juga membuat kami berduka. Bapak Umbu meninggal bulan April 2021 dan dimakamkan di Bali. Tahun 2020 lalu pada bulan Juni, kami juga kehilangan salah seorang guru, Muhammad Nursamad Kamba. Kebetulan, saat saya ikut mengantar jenazah yang dimakamkan di Jakarta Timur.
Seluruh peristiwa kepergian guru kita itu, tentu membuat duka. Kita kehilangan sosok yang telah banyak memberi kita ilmu dan pengetahuan. Meskipun begitu, apa yang mereka berikan pada kita akan membuat kita merasa bahwa mereka masih hidup, setidaknya di dalam hati, dalam kenangan kita.
Di Maiyah, kita belajar untuk menata hati dan menjernihkan pikiran. Menata hati, mengelola hati, mengendalikan hati. Kita tidak membiarkan hati kita berjalan sendiri semaunya, semau ego dan emosinya. Pikiran yang jernih itu tanpa kepentingan. Pikiran yang objektif dan apa adanya. Dengan hati yang tertata dan pikiran yang jernih diharapkan kita dapat mengendalikan diri untuk bersikap sebagaimana sebaiknya kita bersikap. Kita juga akan terbiasa dengan suasana hati yang tidak terlalu terpengaruh dengan hal yang di luar diri kita. Kita dapat mengatur suka dan duka kita sendiri.
Hari ini 27 Mei 2021, kita berduka atas kepergian Kiyai Muzammil, juga bersuka merayakan ulang tahun Mbah Nun. Dengan menata hati dan menjernihkan pikiran, kita mampu merasakan, menerima, mengalami suka-duka ini dengan keikhlasan, ketabahan, dan rasa syukur. Selamat jalan Kiyai Muzammil. Selamat ulang tahun Mbah Nun