Satu Benih dari Yang Maha Iguh
Hai malam,
Ini Malam-MalamMu
Aku rindu
Hampir tepat jam 00.00 WIB saya ketik kalimat di atas di wall Facebookku.
Lalu Surah Al- Isra’ ayat 8–28. Ayat tersebut yang menamparku malam itu, sehabis shalat malam, sudah sering kubuka Al-Qur’an dengan mata terpejam, seperti yang kerap dianjurkan oleh Simbah.
Nanti bakal ketemu ayat yang insyaAllah cocok dengan hal-hal yang sedang kita cemaskan.
Saya sangat kaget ketika baca terjemahan tafsir Al-Qur’an dari Kemenag “Mudah-mudahan Tuhan kamu melimpahkan rahmat kepadamu, tetapi jika kamu kembali (melakukan kejahatan), niscaya Kami kembali (mengazabmu). Dan kami jadikan neraka Jahanam penjara bagi orang kafir” (Al-Isra’:8).
Kutulis di atas dengan jelas bahwa terjemahan dari Kemenag. Mengenai salah atau benar Wallahu A’lam, yang jelas terjemahan tersebut sudah berhasil membuatku ayem, jadi gede atiku, karena dicegati dengan “Mudah-Mudahan Tuhan kamu melimpahkan rahmat kepadamu”. Sebuah cara komunikasi yang imajinatif oleh Allah, diawali dengan memberi harapan Rahmat, lalu disambung dengan pengingat untuk tidak mengulangi kejahatan. Cara komunikasi yang selayaknya digunakan ketika orangtua menasihati putra-putrinya, dengan teknis membesarkan hatinya lalu memasukan poin piweling di dalamnya.
Alhamdulillah dengan terjemahan 1 ayat saya bisa belajar banyak, semoga liarnya otakku tidak menabrak batas-batas, tetap dikontrol dengan hati yang “mendekati” bersih untuk tetap tersambung dalam Kinasih Nabi Agung Muhammad SAW, seperti yang pernah disampaikan oleh Mas Aley, “metode Simbah adalah menyemai benih, bukan menyuguhkan buah dari hasil benih”. Jadi benih yang sama akan menghasilkan buah-buah yang bervariasi sesuai tanah dan banyak hal lain yang mempengaruhinya. Seperti ayat-ayat Al-Qur’an yang difirmankan oleh Allah kepada Nabi Muhammad Saw dalam bentuk benih-benih.
Meski lebih dari satu tahun tidak ada sinau bareng melingkar, tapi portal caknun.com setiap hari menjadi portal yang menghubungkan kangennya seorang cucu dengan Simbah. Ya hadii Ya mubin menjadi wirid setelah shalat wajib, Syiir Qotrota Luthfi Muhammadiyah menjadi Pujian favoritku ketika menunggu jamaah Subuh berbondong-bondong ke masjid.
Semoga terjawab dan di-lirik, syukur-syukur diperhitungkan mengenai usaha-usaha dari tetap berjalan, berproses, ber-Hamba atau Meng-Hambanya kita kepada-Nya sehingga diamankan, dikasihi, dibela, di-iguhke dalane, dan dinegokan nasib kita oleh Muhammad Saw.
Grobogan, 09 Januari 2021