Refleksi Pandemi Buat Negeri

Semuanya adalah pahlawan-pahlawan kemanusian yang mengerjakan sesuatu yang sangat mulia tanpa terkecuali. Tanpa keberadaan relawan pemulasaran jenazah atau tanpa ada penggali kubur, bukan hanya tidak akan ada yang mewakili fardhu kifayah pemakaman yang tidak lazim dari biasanya, tapi juga mustahil wabah Covid-19 ini dapat terkendali dengan lebih baik.
Dari ratusan ribu korban jiwa di negeri kita itu, catatan hingga kemarin 12 Agustus 2021 ada 1.889 tenaga kesehatan yang gugur, dan mengutip dari catatan IDI (update 4 Agustus) ada 640 dokter yang gugur selama pandemi. Kita sama-sama berdo’a, semoga semua nakes yang berjuang melawan pandemi Covid-19, melayani, merawat, dan mengobati pasien-pasien terinfeksi Corona dengan tulus dan profesional digolongkan sebagai barisan mujahidin fi sabilillah. Dan Para dokter, perawat, bidan dan nakes lainnya yang ditakdirkan dipanggil pulang ke haribaan Ilahi dalam tugas mulianya, Insyaallah digolongkan menjadi syuhada fi jannatillah. Semoga mereka semua tidak hanya mendiami surga, tapi akan diletakkan Allah di surga-Nya yang tertinggi dan terindah di yaumil akhir kelak. Amin amin ya Rabbal ‘alamin.
Kematian nakes jelas merupakan kerugian sangat besar bagi negeri ini. Tidak sebentar mencetak seorang dokter. Tidak mudah jalan yang dilalui untuk menghasilkan seorang spesialis apalagi sub-sub spesialis. Mereka adalah warga negara-warga negara terbaik yang sepanjang karier hidupnya penuh kontribusi besar pada Republik ini. Berpulangnya seorang dokter yang sekaligus menjadi pendidik, yang berposisi sebagai guru besar atau konsulen misalnya, merupakan sebuah kehilangan besar baik secara personal pada keluarga besar mereka, maupun kehilangan yang besar secara profesional bagi institusi dunia pendidikan, (bagi mahasiswa, residen, kolega-mitra kerja) dan tentu bagi negara atas kontribusi mereka di bidang pendidikan, pelayanan, dan pengabdian masyarakat.
Meminjam bahasa keimanan, saya meyakini kelak di Hari Kemudian akan banyak orang bertestimoni; khususnya pasien dan keluarga-keluarganya, yang pernah memperoleh sentuhan pelayanan dan perawatan selama mereka diuji sakit di dunia ini. Mereka akan menjadi saksi di hadapan Tuhan terhadap segala ketulusan, kesabaran, dan jerih payah pengorbanan para pejuang-pejuang kemanusiaan ini. Insyaallah.
Bolehlah dikatakan, bahwa di antara yang paling banyak lebih bersabar dalam menghadapi situasi pandemi ini adalah para tenaga kesehatan. Dan sikap bersabar dalam menghadapi ujian pandemi ini tidak akan terbuang percuma secara sia-sia. Perjuangan, pengorbanan, dan kesabaran teman sejawat semua Insyaallah akan menjelma menjadi suatu ladang pahala yang sangat besar. Yang Tuhan sendiri mengatakan dalam firman-Nya:
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS 39: 10).
Para nakes yang terlibat perjuangan di lini pelayanan kesehatan, hakikatnya sungguh amat beruntung. Profesi medis adalah profesi yang sangat mulia, ibaratnya kini kemuliaan itu dapat langsung dipetik di depan mata. Mulia karena profesi-profesi nakes subjek utamanya “Meringankan penderitaan manusia dan berusaha memperpanjang usianya”.
Tuhan sendiri menegaskan di dalam kitab sucinya:
وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَآ أَحْيَا ٱلنَّاسَ جَمِيعًا
Bahwa: “Barang siapa, menyelamatkan kehidupan seorang manusia, maka itu sama saja seolah-olah ia telah menyelamatkan kehidupan seluruh umat manusia”.
Begitu berharganya nafas kehidupan seorang manusia, sehingga Dia Yang menciptakan manusia ini menghargainya sebanding dengan harga kehidupan seluruh umat manusia seplanet bumi ini.
Covid-19 ini membuat dunia medis menjadi spotlight utama dalam panggung sosial. Istilah-istilah berkaitan dengan kedokteran menjadi sangat populer di masyarakat luas. Masyarakat mulai familiar dengan istilah-istilah semacam inkubasi, virologi, testing, tracing, swab antigen, vaksin, saturasi, dsb. Begitu juga, di masa pandemi ini, intensitas acara-acara ilmiah medis (juga non-medis) webinar, diskusi secara daring semakin marak dan kini semua tersimpan di kanal-kanal video online yang mudah diakses oleh siapa saja kapan saja. Di era Covid ini kesadaran untuk hidup bersih dan sehat mulai tumbuh. Juga kesadaran lebih memerhatikan keseimbangan ekosistem lingkungan juga mulai hadir. Mencuci tangan menjadi kebiasaan rutin, mengenakan masker di keramaian semoga menjadi sebuah habit baru di masa-masa mendatang.
***