Refleksi Milad Ke-10 Majelis Ilmu Nahdlatul Muhammadiyyin
Assalamu’laikum warahmatullahi wa barakatuh
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillaahi ladzi arsala Rasulahu bil huda wa diinil haq liyudhirahu ‘aladdiini kullihi wakafa billahi syahiida, wakafa billahi wakiila, wakafa billahi nashiira.
Asyhadu Alla ilaha illallah wahdahu la syarikalah waasyahadu anna Muhammadar Rasulullah. Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala Alihi wa ashabihi ajma’in. Aamiin. Qalallahu ta’ala fil Qur’anil kariim: wama arsalnaaka illa rahmatan lil’alamin. Amma ba’du..
Hari ini Majelis Ilmu Nahdlatul Muhammadiyyin dengan penuh rasa syukur, memasuki usia ke-10. Meski dalam suasana prihatin yang mendalam karena pandemi yang membatasi perjumpaan fisik sesama kita, sesungguhnya kita tetap mempertahankan gerak dan nafas cinta kepada Allah Swt., kepada Kanjeng Nabi Muhammad Saw. dan para sahabatnya, kepada para alim ulama, kepada guru kita di masyarakat Maiyah, Mbah Nun, Mbah Fuad Effendy dan lainnya yang menjadi tauladan kita dan kepada sanak keluarga dan kepada masyarakat Maiyah secara keseluruhan.
Dengan cinta dan luasnya kasih sayang ini semoga kita senantiasa dapat saling mendoakan dan dapat menjadi sumber kekuatan kita untuk melanjutkan perjuangan mewujudkan nilai-nilai rahmatan lil ‘alamin di tengah kehidupan bersama ini.
Sesungguhnya warga Majelis Ilmu Nahdlatul Muhammadiyyin dengan caranya sendiri selalu merawat akal sehat, mengembangkan pemikiran alternatif, dan melakukan banyak ikhtiar menyebar kebaikan, keindahan dan percik kebenaran ke segala penjuru.
Telah banyak pengalaman warga Majelis Ilmu Nahdlatul Muhammadiyyin selama 10 tahun ini dalam ikut melakukan upaya tahsinul fikri, tahsinul kalam, tahsinul khuluq, tahsinul muamalah dan tahsinul hayah baik selaku individu hamba Allah Swt. maupun secara kolektif selaku komunitas kreatif dan berwawasan luas dan produktif dalam amal.
Upaya untuk terus-menerus menjaga kedewasaan dalam beragama, kedewasaan dalam berkeluarga, kedewasaan dalam bermasyarakat, berumat, kedewasaan dalam berbangsa, kedewasaan dalam bernegara dan kedewasaan dalam bermanusia universal kita lakukan. Dengan demikian Majelis Ilmu Nahdlatul Muhammadiyyin sesungguhnya selalu hadir dan bermakna.
Setelah melewati usia ke-10 sesungguhnya kita sedang digerakkan oleh Allah Swt. untuk memasuki usia ke-11 ke-12 ke-13 dan seterusnya. Dengan berbekal pengalaman hidup, pengalaman berpikir, pengalaman bertukar pikiran, pengalaman untuk saling berbagi dan saling menolong, pengalaman selama melakukan aksi kemanusiaan berbasis nilai agama selama 10 tahun marilah kita terus melanjutkan perjuangan kita. Mariah kita lanjutkan ikhtiar kita untuk melakukan perubahan menuju kualitas hidup kita yang lebih baik, lebih bermakna, lebih bermanfaat bagi sesama manusia dan masyarakat pada umumnya dan masyarakat Maiyah pada khususnya.
Di tengah suasana pandemi ini rasa-rasanya semua dimulai dari awal lagi. Justru kita menjadi punya waktu yang longgar untuk melakukan refleksi, introspeksi dan retrospeksi untuk menjaga sistem, ekosistem dan atmosfer berpikir kritis kita sehingga kita tidak hanyut dalam kesedihan, kegelisahan, bahkan ketakutan yang berlebihan melihat suasana pandemik yang cenderung dan sepertinya tidak berkesudahan ini. Sesungguhnya setiap pandemi sebagai masalah selalu ditemani oleh kekuatan alternatif semesta sebagai solusi. Kekuatan alternatif semesta solusi dari Allah Swt ini yang selama ini membimbing kita untuk berfikir dan bertindak teknis, taktis, strategi dan spiritual terus-menerus.
Majelis Ilmu Nahdlatul Muhammadiyyin memang bergerak dalam koridor pemikiran dan tindakan level teknis, taktis, strategis dan level spiritual ini. Dan koridor pemikiran dan tindakan seperti ini sesungguhnya tidak kaku dan memenjara sehingga kita sewaktu-waktu bisa mengubah koridor pemikiran dan tindakan kita menjadi cakrawala berpikir dan tindakan kita dihari ini dan masa depan kita. Cakrawala berpikir dan bertindak kita memang perlu kita perluas terus sehingga memiliki karakter, kualitas dan kapasitas yang menyemesta sehingga kita bisa mengakses energi dan pemikiran serta potensi tindakan sebagaimana diisyaratkan oleh Allah Swt. di dalam Al-Qur’an lewat kehadiran dan perjuangan Nabi dan Rasul dalam jaringan makna yang berkarakter dan berkualitas serta berkapasitas Ulul Azmi.
Semoga dengan demikian kita dapat senantiasa mengakses dan membuatnya kompatibel sebagai solusi zaman segala pengetahuan, ilmu, energi cinta dan kesetiaan dan semangat untuk memenangkan masa depan yang dimiliki kemudian diwariskan oleh Nabi Nuh As., Nabi Ibrahim As., Nabi Musa As., Nabi Isa As., dan Nabi Muhammad Saw., kepada umat manusia. Solusi masa depan model Ulul Azmi ini yang sepertinya bisa efektif dan bermakna untuk memenangkan masa depan kemanusiaan yang berketuhanan kita semua.
Semoga Allah Swt senantiasa membimbing kita semua dan bersama kita yang tengah berikhtiar menjadi manusia yang muhlisin, muttaqin, muhsinin, shabirin, mutawakkilin dan mustaqim. Amin.
Hasbunallaha wa ni’mal wakil ni’mal maula wa ni’man nashiir. Nasrun minallahi wa fathun qariib. Inna fatahna fathan mubiina, wabasyiril mu’minina aamiin. Insya Allah kun fayakun, aamiin ya rabbal’alamin.
Yogyakarta, 9 Agustus 2021.
Majelis Ilmu Nahdlatul Muhammadiyyin
Ketua
KH Marzuki Kurdi
Mustofa W Hasyim