Presisi di Garis Tengah Hakikat Hidup
Kalau kita terlalu ketakutan kepada Covid-19 atau wabah apapun lainnya, kita menjadi seolah-olah tidak percaya bahwa ada Tuhan, Malaikat, dan staf-staf dan karyawan Tuhan lainnya. Kita merasa hidup sendirian dan di sekitar kita ada ancaman virus yang mematikan. Kita menjadi kecil hati, daya tahan tubuh kita menurun, sehingga lebih rawan untuk dipapar oleh virus.
Tetapi kalau kita overdosis dalam meyakini adanya Tuhan dengan taqwa dan tawakkal kita, kita bisa terperosok mengklaim suatu keadaan yang sebenarnya berada mutlak di tangan Tuhan. Kita mengganti teknis Prokes dengan taqwa, mengganti kewaspadaan hati dan pikiran dengan Protaf.
Kita bergeser dari presisi posisi di garis tengah hakikat hidup. Ternyata bagi Tuhan yang baik adalah kita terpapar Covid-19 sehingga mati. Padahal ketika terpapar, kita bertentangan pendapat dengan Tuhan. Kita memastikan bahwa yang baik dan selamat adalah kalau tidak terpapar Covid-19. Maka sealim dan sesaleh apapun hidup kita, jangan sampai berpendapat dengan mengklaim bahwa Tuhan juga berpendapat seperti kita.