Nerakanya Adalah Sorga, Sorganya Adalah Neraka
Aku bangun di Lembah Silikon mesin-mesin aplikasi pusat-pusat pengendalian dunia. Sejumlah orang aku usap keningnya, bagian belakang kepalanya dan tengkuknya. Kupancarkan gelombang, kusalurkan energi kecerdasan, penemuan, inovasi, dan invensi. Melalui mereka kusebarkan wadah-wadah komunikasi yang aku niati untuk menghancurkan hakikat komunikasi antar ummat manusia di muka bumi.
Kini para penemu dan pelaksana sihirku ini menyesali apa yang telah mereka sebarkan ke seluruh dunia. Menyesali barang dan isinya yang digenggam oleh kebanyakan manusia di muka bumi, yang menyertai mereka sampai ke WC dan ranjang tidur. Yang mereka pelototi setiap saat dengan jari-jari mereka menuliskan kalimat-kalimat kerusakan dan perusakan di layarnya.
Teknologi silaturahmi yang online dan global mondial itu kupasangi algoritma yang menghasilkan keluaran-keluaran yang sebaliknya dalam situasi perhubungan antar manusia, antar bangsa, antar negara, antar golongan, antar kelompok, antar pemihakan, antar kutub, antar madzhab dan aliran-aliran kepentingan.
Teknologi “silaturahmi” yang kuciptakan dan dipakai oleh mayoritas penduduk bumi di genggaman tangan mereka masing-masing maupun di meja-meja kompoter mereka, justru kumaksudkan untuk menghasilkan yang sebaliknya: “silatulkarhi”, “silatudhdhulmi”.
Mesin “jaringan perhubungan kasih sayang kemanusiaan” itu kubikin menghasilkan “jaringan perhubungan kebencian dan permusuhan”, “jaringan perhubungan penggelapan dan kegelapan”, “jaringan kesalahpahaman dan kegagalpahaman”. Aku membayar banyak petugas-petugas yang kubikin tergantung hidupnya pada kekuasaan dan upah dariku.
Aku bikin algoritma sistem dan aplikasi yang membuat semua orang sangat mudah berbenturan pendapat, bertabrakan nilai, bertentangan kepentingan, tetapi mereka semua kompak dalam persatuan dan kesatuan untuk menghancurkan diri mereka, masyarakat mereka, bangsa mereka, dan akhirnya negara mereka.
Aku bikin dengan sangat mudah penerapan paket-paket kebodohan yang terdaftar di semua buku-buku ilmu pengetahuan di kampus-kampus dan perpustakaan. Aku set up dengan tanpa mengerahkan geniousitasku trigger-trigger berlangsungnya permusuhan, ketidakadilan, dan kedhaliman di antara manusia yang aku bikin otomatis berpolarisasi, berseberangan kubu, yang berlaku saling menghancurkan di antara mereka.
Aku Ahmaq. Aku tangan kanan Dajjal. Seluruh nilai dan sistem kehidupan yang kalian jalani sedunia selalu menyebut-nyebut sorga dan neraka. Tetapi kalian begitu dungunya sehingga tidak sadar bahwa pemahaman kalian tentang sorga dan neraka itu sudah sejak abad ke-16 aku balik. Apa yang kalian sangka sorga sebenarnya adalah neraka.
Sebaliknya juga apa yang kalian pahami sebagai neraka itu sesungguhnya sorga. Maka seluruh arah pembangunan kalian, policy semua negara-negara kalian, semua orientasi ipoleksosbud masyarakat kalian, berduyun-duyun berderak-derak menuju jurang neraka, tanpa kalian sadari.
Apa yang baik kubikin buruk di mata kalian. Apa yang benar kuslamurkan menjadi buruk di pandangan kalian. Hidup kalian sudah terbalik-balik dan di tengah peradaban jungkir balik itulah sekarang kalian bertengkar, sampai aku targetkan akan memusnahkan minimal sepertiga dari jumlah kalian sedunia.
الَّذِينَ هُمْ فِي غَمْرَةٍ سَاهُونَ
“Orang-orang yang terbenam dalam kebodohan yang lalai.”
وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُونَ
“Merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan pertanda-pertanda dari Kami.”
Padahal Allah begitu cinta, sayang, dan amat pemurah kepada kalian. Tetapi kalian meremehkan-Nya.
ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ ۖ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ
“Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui akibat perbuatan mereka.”
Salah satu paket dalam algoritmaku adalah mendorong peradaban kalian menabrak dan bertentangan dengan hukum alam. Maka tunggulah akan ada enam macam jawaban dari alam, akibat yang beradasarkan sebab-sebab yang kalian ciptakan.
Juga di Indonesia, yang sedang sangat intensif kuselenggarakan penghancuran. Yang Indonesia sebut sebagai bencana itu menurut algoritma itu akan berurutan terjadi kejutan-kejutan dari alam dan kehidupan sosial, politik, dan budaya. Sementara ini sudah lumayan mencukupi tahap penghancuran atas persatuan bangsa kalian. Hancur akal sehat kalian. Sakit jiwa kalian sampai sakit sesakit-sakitnya. Busuk mental kalian sebusuk-busuknya. Cacat kehidupan hingga cacat secacat-cacatnya.
Padahal Allah sangat cinta kepada manusia, sangat setia dan sudah menjanjikan solusi-solusi asalkan manusia menempuh persyaratannya:
وَّرَبَطْنَا عَلٰى قُلُوْبِهِمْ اِذْ قَامُوْا فَقَالُوْا رَبُّنَا رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ
لَنْ نَّدْعُوَا۟ مِنْ دُوْنِهٖٓ اِلٰهًا لَّقَدْ قُلْنَآ اِذًا شَطَطًا
Dan Kami teguhkan hati mereka ketika mereka berdiri lalu mereka berkata, “Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami tidak menyeru tuhan selain Dia. Sungguh, kalau kami berbuat demikian, tentu kami telah mengucapkan perkataan yang sangat jauh dari kebenaran.”
Tetapi ummat manusia tetap saja patuh kepada arus zaman, kepada gelombang peradaban yang tenggelam dalam tipudayaku.
Manusia Mutiara intan berlian yang super-jenius yang bernama Muhammad itu bersabda menyebut substansi dari tipudayaku: “Dajjal buta mata sebelah kanan, berambut ikal, bersamanya ada surga dan neraka. Nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka”.
Uwancèné menungso iku kemethak kemlinthi temabok kemampleng.
ثُمَّ إِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِينَ عَمِلُوا السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابُوا مِن بَعْدِ ذَٰلِكَ
وَأَصْلَحُوا إِنَّ رَبَّكَ مِن بَعْدِهَا لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu mengampuni orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, asalkan kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki dirinya, sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Tetapi mana mungkin ada presiden, menteri, pejabat-pejabat, apalagi tingkat dunia, yang di dalam pidatonya menyebut kata “taubat”. Bahkan Ketua MUI, NU, Muhammadiyah, golongan-golongan Sunni, dan Syi’i. Pun tidak ada yang mengajak “taubat”.
Uwancèné menungso iku kemènyèk, kemeruh, keminter, cengèngèsan njaluk dikeplèkno ndik cagak, utowo dibanting dibuak nang pecerèn ta nang jumbleng”.