Musik Mistis KiaiKanjeng
Saya mengenal Maiyah pada tahun 2014. Masa-masa sebelum Pilpres. Mengenal Maiyah bagi saya pribadi adalah keajaiban. Masih terngiang-ngiang di kepala saya Mbah Nun berkata, “Kurangilah nafsu untuk bertemu denganku”. Karena pada tahun tersebut saya ingin sekali mendatangi Majelis Maiyah Mocopat Syafaat. Ketika saya sangat ingin sekali bertemu Mbah Nun, malah gak kesampaian/ tidak terjadi.
Sampai pada suatu hari teman saya menghubungi. “Nanti malam mau ikut ke Mocopat gak?,” katanya. Langsung saya jawab, “Iya”. Hari itu adalah jadwal rutin Mocopat Syafaat setiap tanggal 17 bulan Masehi. Itulah saat di mana saya tidak memikirkan/menjadwal untuk datang ke Majelis Maiyah, malah terkabul terjadi. It Happened. Terjadi begitu saja.
Kalau ditarik sedikit ke belakang. Saya “connect” sama Mbah Nun sekitar semester 9, saat saya masih kuliah di Yogya. Saat itu saya kos di Krapyak. Teman kos samping saya sering sekali mengajak saya ikut ke Mocopat Syafaat. Itu terjadi beberapa kali berulang-ulang, dan sampai saya pindah kos teman saya tersebut belum berhasil mengajak ke Mocopat Syafaat. Alhamdulillah, pada akhirnya/waktunya saya berhasil mendatangi Majelis Maiyah, walaupun dengan teman yang lain.
Kalau mau ditarik lebih ke belakang lagi. Saya “connect” dengan Mbah Nun sejak saya masih kecil. Kira-kira umur 11 atau 12 tahun. Saat itu saya masih bersekolah di MI atau MTs. Saya lamat-lamat mengingat nada dari sebuah lagu KiaiKanjeng, yang setelah saya ingat-ingat kembali nada tersebut adalah salah satu nomor KiaiKanjeng — “Ya Sayyidi”. Saya hanya mengingat nadanya (apa ya namanya) “intro” sepertinya. Tanpa lirik, hanya musik dari demung — yang dimainkan di tengah lagu. Saya terkadang setengah mati mengingat nada itu, karena tidak tahu judul nomor tersebut. Karena saya mendengar itu dari sebuah radio. Ketika saya berhasil mengingat nada itu, saya senang bukan kepalang.
Dan pengalaman mistis saya dengan KiaiKanjeng adalah saat saya pertama kali datang ke Mocopat Syafaat. Ketika demung KiaiKanjeng dibunyikan, hati saya seperti dibersihkan. Hati kotor saya ini menjadi bersih dan hidup. Dan pengalaman saya ini pernah saya ceritakan kepada salah seorang yang saya anggap senior di Maiyah.
Musik KiaiKanjeng adalah musik mistik. Teman-teman Maiyah yang ber-Muwajjahah — bertemu langsung dengan Mbah Nun dan KiaiKanjeng pasti pernah merasakannya. Berbeda rasanya ketika Maiyahan lewat Televisi atau melihat video di Youtube. Auranya, nuansanya, energinya sangat merasuk ketika bertemu langsung. Kita pernah dibawa Mbah Nun dan KiaiKanjeng ke suatu wilayah yang saya tidak bisa jelaskan atau deskripsikan. Wilayah ghaib, sunyi lewat Wirid, Hizib, Mantra, atau nomor-nomor lain yang dimainkan oleh KiaiKanjeng.