Menemukan Keseimbangan
Dulu sebelum mengenal Maiyah, kecenderungan saya dalam melihat sesuatu itu kepada “siapanya” bukan “apanya”. Tetapi setelah mendapatkan ilmu Maiyah tentang “bukan siapa yang benar tetapi apa yang benar”, sikap saya berubah dalam menilai seseorang, bukan dari siapa dia tapi apa yang dia perbuat dan lakukan.
Karena setiap pribadi diciptakan Tuhan dengan keunikan masing-masing sehingga dalam menyikapi dan menyakini sesuatu tentunya berbeda-beda. Bisa jadi satu jenis makanan bagi seseorang itu enak tapi bisa jadi bagi yang lainnya tidak enak, karena: Benar bagi saya belum tentu benar buat yang lainnya. Baik buat saya belum tentu baik buat yang lainnya. Indah bagi saya belum tentu indah bagi yang lainnya.
Maka diperlukan keseimbangan dalam menentukan sudut, cara, jarak, dan resolusi pandang dalam menyikapinya dengan harapan menemukan momentum, hikmah, dan kebijakan.