CakNun.com
Wisdom of Maiyah (40)

Maiyahan di Manapun, Bergembira Kapanpun

Fatkhul Amril Azim
Waktu baca ± 1 menit

Dunia yang sekarang penuh sesak oleh pencapaian dan kepuasan secara materi, menjadikan konstelasi antara hati dan pikiran semakin tidak gathuk, sehingga kekeringan spiritual dan krisis identitas pun tidak dapat terelakkan. Dan semua orang seakan berlari menuju titik yang sama mencapai pengakuan, prestise, dan materi. Sampai pada akhirnya ketika semua itu hilang (apalagi di era pandemi sekarang), manajemen dalam diri kita menjadi goyah, dan dapat menjadi biang berbagai macam masalah mental jika tidak diatasi.

Barangkali hal di atas adalah secuil permasalahan di era yang serba cepat sekarang. Sehingga eksistensi Maiyah sangat diperlukan untuk memperbaiki sudut pandang yang positif, tangguh, dan religius.

Maiyah dapat menjadi oase bagi para pengembara zaman yang sedang kehausan akan spiritualitas dan kebahagiaan yang sekarang menjadi barang langka dan banyak yang dipalsukan. Dengan adanya rasa kebersamaan, berdiskusi, bercanda, dan senantiasa menjalin keasyikan kepada Allah Swt dan Kanjeng Nabi, Maiyah sudah sepatutnya harus diabadikan melalui dokumentasi dan penghayatan dalam kehidupan sehari-hari. Rasa bergembira, syukur, dan asyik sebagaimana dalam lingkaran Maiyah harus terus dipupuk setiap waktu dan dilakukan di mana pun berada.

Lainnya

Empat Poin Tentang Maiyah

Empat Poin Tentang Maiyah

Tulisan ini berawal dari pertanyaan singkat: “Apa yang membedakan Maiyah dengan majelis ilmu lainnya?” Aku tergelitik dengan pertanyaan tersebut lalu memberanikan diri menulis isi hati dan pikiranku.

Erika Novitasari
Erika Novitasari
Exit mobile version