CakNun.com
Wisdom of Maiyah (125)

Maiyah Representasi Jiwa-Jiwa yang Tenang

Imroah
Waktu baca ± 1 menit

Maiyah menyuguhkan atmosfer keteduhan, cinta kasih, kedamaian yang didambakan seluruh umat manusia. Pencapaian keduniaan yang saat ini disuguhkan, dipertontonkan, dan dijadikan role model kebahagiaan membuat manusia berlomba-lomba memperolehnya dengan jalan apapun. Hal tersebut membuat sebagian besar orang terjebak dengan kebahagiaan yang bersifat semu.

Jamaah Maiyah diingatkan untuk selalu eling lan waspada, mengakhiratkan semua aktivitas, ridha dengan iradat (kehendak) Allah, dan selalu menjadikan Nabi Muhammad Saw sebagai suri tauladan. Kita diajarkan untuk tidak terfokus pada kebahagian dunia, menempatkan dunia dan akhirat sebagai satu-kesatuan atmosfer kebahagiaan. Jamaah Maiyah selalu ditanamkan untuk berada bersama Allah dan Rasulullah. Ini yang membuat jiwa-jiwa kita selalu tenang baik dalam keadaan suka maupun duka.

Bukanlah orang-orang yang dipanggil Allah adalah jiwa-jiwa yang tenang “Yaa Ayyatuhan Nafsul Muthmainnah, irji’i ilaa rabbiki raa dhiyatam mardhiyah, Fadkhuli fii’ibadi, wadkhuli janaati” artinya “Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridho dan diridhoi-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan Hamba-hambaku. Dan masuklah kedalam surga-Ku.” (Q.S. Al-Fajr: 27-30).

Lainnya

Baginda Nabi Saw Masih Membersamai

Baginda Nabi Saw Masih Membersamai

Sebenarnya saya merasa agak kikuk untuk menemukan apa yang disinggung Simbah Nun sebagai furqon dan tajdid majelis masyarakat Maiyah.

Ilham Fathur Ilmi
Ilham Fathur Ilmi
Exit mobile version