Lauhil Mahfudh Copyright Manusia
Saya berdoa dan sedang berjuang mencari jalan dan cara agar pada suatu hari nama saya, wajah saya, suara saya, dan apa saja yang berkaitan dengan sejarah saya, hilang lenyap dan terhapus musnah dari Dunia Maya. Kalau Allah masih mengizinkan saya meneruskan “mampir ngombe” atau “outbond” di Bumi ini, saya memilih hidup Menturoan saja. Dipowinatanan. Malioboroan. Kadipiran. Manual. Muwajjahah. Sesrawungan dan Paugeran cara kuno, tradisional. Ndak maya-mayaan, siber-siberan, internet-internetan, fb-fban, twitter-twitteran, medsos-medsosan, online-onlinenan. Bahkan tidak juga SMS. Ketemu langsung saja di gardu atau warung.
Sekarang sedang berlangsung suatu gelombang raksasa. Arus zaman yang terdahsyat dibanding yang pernah berlangsung di semua zaman lainnya dalam sejarah ummat manusia. Yang paling luas dan besar pengaruhnya terhadap kehidupan penduduk planet Bumi. Yang paling cepat, revolusioner bahkan paling radikal perubahan yang ditimbulkannya atas kehidupan manusia. Yang paling nyata, riil, faktual, kasat mata mengendalikan tubuh dan jiwa manusia, menguasai hati, pikiran dan jasad manusia. Sampai orang buang air besar pun membawa alatnya karena khawatir terpisah dari arus raksasa itu. Sampai orang melakukan sembahyang, berbaring tidur di ranjangnya, duduk di kendaraan, berenang di kolam, menjaga padi di sawah, menebang kayu di hutan, bahkan mengimami shalat jamaah, banyak yang juga membawa alat itu di sakunya agar tetap “online” di dalam gelombang peradaban dahsyat itu.
Gelombang zaman yang sangat berkuasa atas kehidupan manusia itu disebut Dunia Maya. Maya artinya khalayan, mimpi, lamunan, angan-angan, siluman, hantu. Ummat manusia hidup bersama makhluk-makhluk siluman di ruang maya, cyberspace. Manusia sangat terdorong untuk pada akhirnya menjadi hantu dan berlaku hantu di ruang maya. Mereka menyebut dirinya Netizen, Internet Citizen. Mereka adalah Tabi’in atau Tabiut-tabi’in. Followers. Pengikut, pemeluk dan penganut “Nubuwah” atau “kenabian” Dunia Maya. Bahkan para pecinta Nabi, Habib, Habaib, Ummat (seper-Ibu-an dalam lingkup gelombang maya itu yang terhimpun oleh dan melalui aplikasi-aplikasinya), Masyarakat (banyak orang yang menjaring satu sama lain, berserikat, berkoalisi, bersambungan dan berkesinambungan satu sama lain).
Allah dan para Nabi sendiri tidak bikin aplikasi maya sebagaimana Facebook, Instagram, Twitter dan sangat banyak lagi, sehingga jumlah “Like” kepada Allah dan Nabi kalah banyak dan tidak ada legitimasinya dibanding yang menyukai dan mencintai di antara manusia penduduk Dunia Maya.
Allah hanya bikin narasi singkat:
قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Maka apa yang diperjuangkan dan dicapai oleh para Rasul dan Nabi selama berabad-abad, bisa digilas habis, dijungkir-balikkan, oleh Revolusi Gelombang Maya hanya dalam waktu 1-2 tahun atau paling lama 10-20 tahun. Andaikan Gelombang Maya ini misinya adalah “minan-nuri ilad-dhulumat”, maka misi para Nabi “minad-dhulumat ilan-nur” dihapus dalam waktu sangat singkat untuk ukuran sejarah manusia.
Percepatan dan perluasan atau jangkauan pengaruh Gelombang Maya ini melebihi yang pernah dicapai oleh semua Rasul dan Nabi-Nabi yang pernah dikirim Tuhan sejak Adam manusia pertama hingga sekarang. Karena Internet adalah suatu jaringan yang memungkinkan setiap orang untuk berhubungan dengan orang lain dengan jarak yang sangat jauh dengan jeda waktu yang ektrem minimal.
Kasihan juga “nasib” Tuhan dan para Nabi. Di dunia nyata Allah dan Nabi tidak dinomorsatukan, bahkan dianggap “maya”, khayal, dan halusinasi oleh sangat banyak penduduk dunia. Sementara di Dunia Maya sendiri Allah dan para Nabi ternyata “tidak ada”, dikalahkan oleh tuhan-tuhan t-kecil bikinan manusia yang berupa aplikasi-aplikasi, yang kemudian juga memproduksi berhala-berhala. Di antara berhala-berhala itu ada yang dijadikan Idola, ada yang diangkat jadi Presiden, ada yang dijilat dan disembah-sembah melebihi Latta dan Uzza.
Dari cara pandang dan view tertentu, Dunia Maya itu sebenarnya indikatif terhadap Rohani. Dunia tidak kasat mata. Dunia kejiwaan. Dunia di balik materi. Dunia bukan benda. Maka penghuni, penduduk dan pengguna alat-alat dan mekanisme Dunia Maya sebenarnya adalah orang berkecenderungan lebih dekat kepada Tuhan. Karena Allah adalah “The Supreme Cyber”. Di lingkupnya ada Malaikat, Jin, Iblis, Dajjal, Setan, Ya’juj Ma’juj, yang oleh dunia nyata manusia kurang diakui, dan itu juga tercermin di Dunia Maya.
Ummat manusia milenial sekarang sudah bergelut hampir total dengan dunia Maya, tetapi mereka tetap konsisten memakai cara pandang nir-maya atau a-maya alias jasadiyah atau materialistik terhadap Tuhan hingga Setan itu. Sehingga salah satu kemungkinannya adalah para penduduk dan pengguna Cyberspace tidak akan pernah tahu atau mengakui bahwa peran Iblis, Dajjal, Ya’juj Ma’juj sangatlah besar di dalam Dunia Maya. Iblis Dajjal itu bukan tetangga manusia, melainkan mengalir di darah jasadnya manusia, mengkooptasi mesin berpikir di akal manusia, menciptakan atmosfer di hati manusia, serta memimpin pilihan nilai-nilai di dalam jiwa manusia.
Mestinya mudah memahami itu karena manusia toh sudah terbiasa dengan Dunia Maya. Iblis dan Dajjal adalah aktivis primer dan subjek utama di Dunia Maya. Mereka tidak hanya mempengaruhi sparepart jiwa manusia, tapi me-remote-nya. Sehingga di Dunia Maya manusia sangat mudah untuk berlaku Iblis dan Dajjal. Di dunia maya, namanya juga main hantu-hantuan, sangat merdeka untuk tidak terikat oleh peradaban, adab budaya, hati nurani, akal sehat, nalar, rasio, bahkan sekadar sopan santun sederhana yang anak-anak Balita sudah terdidik untuk melakukannya.
Di Dunia Hantu kita boleh ngomong sekasar-kasarnya, bersikap sebrutal-brutalnya, berlaku sehina-hinanya. Boleh juga mengkasari orang lain tanpa mempertimbangkan nilai apapun. Boleh membrutali manusia lain. Boleh menghina, menista, merendahkan, menginjak-injak martabat, membangkangi hakikat kemanusiaan, atau apa saja tanpa ada pagar atau batasnya. Kalaupun ada pagarnya, tidak susah melompatinya. Kalaupun ada pembatasnya, apa susahnya melanggarnya. Dunia Maya adalah Dunia Siluman. Tidak perlu ada tanggung jawab, verifikasi, fayatabayyanu, check and recheck. Dunia Maya adalah Dunia Santet yang sangat gampang menyakiti hati orang, membunuh karakter orang, merendahkan, menghina, menista, bahkan mentinjakan apa saja dan siapapun saja.
Toh Tuhan adalah yang paling maya dari segala yang maya. Tuhan tidak bisa lagi berlagak dengan firmannya:
وَعِندَهُۥ مَفَاتِحُ ٱلۡغَيۡبِ لَا يَعۡلَمُهَآ إِلَّا هُوَۚ وَيَعۡلَمُ مَا فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِۚ
وَمَا تَسۡقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعۡلَمُهَا وَلَا حَبَّةٖ فِي ظُلُمَٰتِ ٱلۡأَرۡضِ
وَلَا رَطۡبٖ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَٰبٖ مُّبِينٖ
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudh)”.
Ummat manusia abad 21 sudah terang-terangan membantah ayat itu dengan fakta Dunia Maya yang dahsyat. Bahkan salah satu opsi dalam Dunia Maya adalah adanya “password”. Para teknolog dan pengguna Dunia Maya menantang Tuhan dan para Malaikat: “Ayo, kalau memang Maha Kuasa, coba buka password saya.”
Para pendekar teknologi manusia abad 21 sudah bikin Lauhul Mahfudh sendiri untuk berkuasa berbuat apa saja kepada kehidupan manusia. Tetapi saya tidak akan memohon perlidungan kepada Tuhan Dunia Maya, meskipun sampai hari ini saya belum mampu melindungi diri saya dari kebrutalannya.
Dan iman saya kepada Allah serta cinta saya kepada Muhammad kekasih-Nya membuat saya tidak percaya bahwa keadaan akan begini-begini terus sehubungan dengan Dunia Maya. Saya tidak percaya akan tidak ada kejutan yang menghadangnya di depan.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”