Keistiqamahan Mencintai
Cinta itu bukan hubungan transaksional, aku kasih apa, maka dapat apa. Hubungan cinta tumbuh dalam saling mempercayai, memperhatikan untuk membahagiakan. Cinta itu bukan posisi, tapi fungsi. Bukan peran tapi manfaat. Mencintai berarti menyirami setiap yang kering, menyinari setiap yang tumbuh.
Di manapun akan kau temukan cinta, bahkan dalam kebencian sekalipun. Akan kau temukan hakikat pupuk dalam kotoran. Akan kita temukan nyala api bersumber dari biogas tinja. Maka pantas metodologi cinta berujar “bisa jadi yang kamu benci baik bagimu, sebaliknya yang kamu cintai bisa jadi buruk untukmu”.
Mencintai itu sederhana saja “seperti angin yang setiap saat mengelus dedaunan, seperti bebatuan yang selalu membantu menjernihkan air” karena kesederhanaan membuahkan keistiqamahan mencintai.