Kebenaran Merupakan Input
Di Maiyah, saya mendapatkan ilmu bahwa kebenaran itu ada beberapa macam jenis, yaitu: Benarnya Sendiri atau Kebenaran Personal (Benere Dhewe), kemudian Benarnya Orang Banyak atau Kebenaran Komunal (Benere Wong Akeh), dan Benar Yang Sejati (Bener Kang Sejati).
Benarnya sendiri dan benarnya orang banyak adalah kebenaran yang bersifat relatif, sedangkan benar yang sejati adalah kebenaran yang bernilai hakiki dan paling tinggi kualitasnya. Kita sebagai manusia hanya bisa meraba, menafsirkan, dan mencoba menemukan kebenaran, karena kebenaran yang sejati bukan dari kita melainkan dari Tuhan.
Kebenaran adalah merupakan input bukan output. Silakan hidup dengan kebenaran atau keyakinan masing-masing untuk disimpan dalam hati dengan tidak memaksakan kehendak kebenaran masing-masing kepada orang lain, sedangkan outputnya adalah berbuat dan bermanfaat yang baik bagi orang lain.
Di dalam hidup ini banyak ketidakcocokan dengan kebenaran kehendak kita masing-masing, namun kita tidak boleh memaksakan kehendak kita, maka yang kita cari adalah harmonisasi seimbang antara ketidakcocokan dengan kebenaran kehendak kita. Begitu juga, hidup itu adalah rangkaian dan bukan sepenggal-sepenggal, maka harus berendah hati untuk menemukan kebenaran.
Kebenaran ibarat sebagai benih yang ditanam di dalam tanah yang kemudian di atasnya tumbuh tanaman atau pohon yang berbuah. Buah inilah yang kita suguhkan/berikan kepada orang lain berupa kebaikan dan kasih sayang kepada sesama. Yang penting adalah kebenaran kita membawa kemaslahatan dan manfaat yang baik pada orang lain, pada semua orang. Berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan. Fastabiqul Khairat.