Ke Bioskop Silaturahmi dengan Keluarga Emak dan Abah
Kamu tidak bisa memilih siapa yang menjadi keluargamu.
Mereka adalah pemberian Allah, maka pasti yang terbaik.
Kutipan diatas adalah caption pada vlog Ceria dalam Film Terima Kasih Emak Terima Kasih Abah. Sebuah kutipan yang menggugah. Beberapa waktu lalu, cukup ramai di media sosial ada salah satu netizen yang menggugat karena merasa tidak pernah diberi kesempatan memilih untuk dilahirkan ke dunia, bahkan juga tidak merasa untuk memilih lahir di keluarga yang mana. Entah gugatan itu ditujukan kepada siapa. Namun, respons netizen beragam.
Well. Apakah memang benar kita tidak memilih untuk dilahirkan di dunia? Apakah memang benar kita tidak menentukan, akan dilahirkan di keluarga yang mana? Mbah Nun dan Mas Sabrang sudah pernah mengupasnya di beberapa forum Maiyahan. Jadi, tidak perlu kita bahas dalam tulisan ini.
Yang pasti, momen Lebaran tahun ini kita menjalaninya sedikit berbeda dari tahun lalu. Meskipun masih dalam masa-masa pandemi Covid-19. Ya, benar. Film Terima Kasih Emak Terima Kasih Abah menjadi pembeda bagi kita pada momen Idul Fitri kali ini. Salah satu film karya Pak Dedi Setiadi, di Bu Via terlibat dalam proses produksi dan sebagai pemeran utama dalam film ini. Sebuah film dengan genre kisah keluarga, yang sarat nilai moral di dalamnya. Resensi lengkapnya ada di tulisan “Kepada Emak dan Abah, Terima kasih buat segalanya”, yang ditulis oleh Rony K. Pratama.
Beberapa teman Simpul Maiyah, menyelenggarakan agenda nonton bareng Film Terima Kasih Emak Terima Kasih Abah di berbagai daerah. Teman-teman di Jakarta, acara nonton bareng diselenggarakan di Bioskop Metropole XXI di bilangan Megaria, Cikini. Alhamdulillah, Mbah Nun dan Bu Via turut bergabung dalam agenda ini, dan menyapa teman-teman yang ikut nonton bareng pada Jumat (14/5) lalu. Agenda di Jakarta ini diselenggarkaan pada 2 sesi. Sesi pertama pada jam 13:25 WIB, kemudian Sesi kedua pada jam 16:35 WIB.
Acara yang digagas oleh teman-teman Kenduri Cinta itu diselenggarakan dalam 2 show tersebut full seat, bagi teman-teman Jamaah Maiyah di Jakarta yang tidak bisa mudik tahun ini, mungkin menjadikan acara nonton bareng tersebut sebagai ajang untuk berkumpul bersama keluarga Maiyah di Jakarta, sembari nonton film di Bioskop.
Tentu saja, dengan protokol kesehatan yang ketat. Bisokop-bioskop yang sudah diizinikan membuka kembali jam operasionalnya, sudah melewati serangkaian persyaratan yang harus mereka penuhi. Di Jakarta kemarin, 1 studio hanya diisi oleh 63 penonton, dari yang biasanya diisi sebanyak 126 penonton pada saat situasi normal.
Dalam kesempatan itu, Bu Via menyampaikan ucapan terima kasih kepada teman-teman yang sudah menonton #TETAMOVIE, juga berharap semoga film ini memberikan dampak positif dan dapat diambil nilai-nilai moral yang baik untuk diaplikasikan dalam kehidupan berkeluarga.
Begitu juga di Yogyakarta. Pada Jumat (14/5), bertempat di Studio XXI Ambarrukmo Plaza, teman-teman Progress menyelenggarakan nonton bareng #TETAMOVIE dalam dua sesi. Sama seperti di Jakarta, penyelenggaraan nonton bareng di Yogyakarta diselenggarakan pada jam 13:25 WIB, kemudian Sesi kedua pada jam 16:35 WIB.
Pada hari Sabtu (15/5), beberapa Simpul Maiyah di Jawa Timur dan Jawa Tengah seperti Bangbang Wetan di Surabaya, Damar Kedhaton di Gresik, Maiyah Cirrebes di Cirebon, Juguran Syafaat di Purwokerto, Paseban Majapahit di Mojokerto, Waro’ Kaprawiran di Madiun dan Sanggat Kadirian di Kediri serta di beberapa kota lain juga menyelenggarakan acara nonton bareng di Bioskop terdekat di daerah masing-masing. Yaah, sepertinya di akhir pekan kemarin, beberapa Bioskop di tanah air memang dipenuhi oleh teman-teman Jamaah Maiyah, yang ingin mangaybubagya salah satu karya dari Bu Via ini.
#TETAMOVIE ini memang menjadi momen comeback Bu Via untuk terjun kembali ke dunia layar lebar. Setelah lebih dari 15 tahun, Bu Via memutuskan untuk fokus membina dan mengurus keluarga bersama Mbah Nun. Tentu saja, salah satu alasan utama dari Bu Via adalah karena Pak Dedi Setiadi yang menjadi sutradara dari Film Terima Kasih Emak Terima Kasih Abah ini. Kedekatan Bu Via dengan Pak Dedi memang sudah terjalin sejak lama. Bisa dikatakan, awal mula karier Bu Via dalam dunia perfilman nasional bermula sejak Bu Via saat masih remaja sudah dipilih oleh Pak Dedi Setiadi untuk membintangi beberapa karya-karyanya di tahun 90’an dulu.
Jika kita melihat linimasa yang dipublish dalam akun @tetamovie di Instagram, tampak banyak sekali penonton yang merasakan nostalgia dengan masa-masa tahun 90’an. Masa-masa suasana yang penuh dengan lesederhanaan. Apa yang disajikan oleh Pak Dedi Setiadi dalam #TETAMOVIE ini dinilai bagi banyak penonton sangat relate dengan kehidupan mereka sehari-hari. Konflik-konflik keluarga yang memang sering dihadapi dalam kehidupan nyata, bagaimana Emak dan Abah mampu dengan bijak menjadi jembatan bagi konflik anak-anaknya, hingga akhirnya semua anggota keluarga menemukan solusi-solusinya sendiri.
Emak dan Abah menampilkan betapa mereka berdua tidak menjadi sosok yang diktator dalam keluarga, namun juga tidak lantas kemudian memberi kebebasan begitu saja kepada anak-anaknya. Ada pagar-pagar nilai moral yang tetap dijaga, ada rambu-rambu yang tidak boleh dilanggar, dan semuanya taat untuk tidak melanggarnya.
Mungkin, kita merasa bahwa kita tidak memilih untuk dilahirkan di dunia ini di keluarga yang mana. Tetapi, satu yang pasti, keluarga adalah tempat kembali bagi kita semua. Jika teman-teman ada yang belum menonton film ini, ada baiknya meluangkan sedikit waktu untuk menontonnya.