Gerakan Wadl Dluha, Gerakan Alam Nasrah
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh
Alhamdulillahi ladzi arsala rosulahu bil huda wadinil haq, liyudhirohu ‘ala ddiini kullihi wakafa billlahi syahida, wakafa billlahi wakiila, wakafa billlahi nashira, wakafa billlahi waliyya wakafa billlahi malika. Asyhadu alla ilaha illallah, wahdahu la syarikalah, wa asyhadu anna Muhammad ‘abduhu wa rasuluh. Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi waashabihi ajma’in. Aamiin.
Amma ba’du, marilah setelah kita sama-sama mengucap syukur kepada Allah Swt yang telah menyelamatkan bulan puasa Ramadhan kita sebagai bulan untuk mencari perubahan kualitatif dalam diri kita dan umat kita, selanjutnya mari kita menjadikan Idul Fitri tahun ini sebagai momentum untuk mulai menghembuskan gelombang energi positif surat Adl Dluha dan gelombang energi positif surat Alam Nasrah.
Mengapa demikian? Karena gelombang energi positif surat Adl Dluha dan gelombang energi positifil surat Alam Nasrah memungkinkan kita semua untuk membebaskan diri dari penjara peristiwa kejadian hari ini dan hari kemarin untuk kemudian kita meloncat atau melompati peristiwa hari ini dan kemarin menuju kemenangan di masa depan.
Ayat-ayat di dalam surat Adl Dluha jelas menyebutkan Allah Swt mentransformasi kita secara kualitatif dari status dalam penjara peristiwa kegelapan menuju status diberi petunjuk. Allah Swt juga mentransformasi kita secara kualitatif dari status dalam penjara kemiskinan menuju status kaya nilai dan mampu mengendalikan harta. Transformasi ini akan terjadi terus-menerus atau permanen jika kita memenuhi syarat-syarat yang digariskan oleh Allah Swt.
Syarat-syarat itu adalah tidak menghardik anak yatim tetapi justru melindungi mereka, tidak melecehkan orang miskin tetapi justru mempedulikan dan menyantuni mereka dengan baik. Syarat ketiga, kita harus terus bersyukur dengan mewartakan bahwa nikmat Allah Swt senantiasa melimpah hadir di tengah kita.
Gelombang energi positif surat Alam Nasrah lebih jelas lagi. Allah Swt telah mentransformasi secara kualitatif dari terbebani oleh sejarah yang membuat punggung kita terbungkuk menjadi longgar dada kita. Allah Swt telah mentransformasi secara kualitatif status keterpurukan nama atau sebutan kita menjadi status terhormat dan bermartabat.
Gelombang energi positif surat Alam Nasrah juga menjelaskan kepada kita bagaimana Allah Swt mengenalkan kepada kita metode transformasi dari status terpenjara kesulitan untuk masuk pada status ruang bebas penuh kemudahan.
Tentu saja dengan dua syarat. Yaitu dengan selalu menggunakan metode kreatif yang kontinu ketika mengerjakan sesuatu atau ketika memperjuangkan sesuatu. Kita diperintah oleh Allah Swt untuk senantiasa menyiapkan RTL atau rencana tindakan lanjut setelah sebuah ikhtiar ini selesai dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
Syarat kedua, kita semua diperintahkan Allah Swt untuk hanya berharap kepada-Nya. Bukan berharap kepada sesama makhluk yang sama lemahnya dengan kita.
Mulai 1 Syawal 1442 H marilah kita manfaatkan gelombang energi positif surat Adl Dluha dan gelombang energi positif surat Alam Nasrah untuk membuat gerakan Adl Dluha dan gerakan Alam Nasrah. Gerakan Adl Dluha beroperasi pada bidang ekonomi dan gerakan Alam Nasrah beroperasi pada bidang media komunikasi dan informasi berbasis teknologi mutakhir, teknologi digital.
Cara sederhananya adalah, konstruksi makna dalam Surat Adl Dluha itu kita strukturkan dan kita infrastrukturkan menjadi gerakan dan lembaga ekonomi keuangan yang akan menampung rahmat dan barokah Allah Swt untuk seluruh alam semesta.
Kemudian konstruksi makna dalam surat Alam Nasrah juga kita strukturkan dan kita infrastrukturkan menjadi lembaga yang mengelola komunikasi dan informasi berbasis teknologi digital untuk menyebarkan nilai-nilai kebajikan dan kemanusiaan yang akan menghasilkan ridla Allah Swt yang dengan itu kita bisa diberi petunjuk dan pertolongan oleh Allah Swt untuk memproses kemenangan kita di masa depan.
Hasbullah wa ni’mal wakil ni’mal maula wa ni’mannashir. Nashrun minallah wa wathun qoriib. Wabasysyiril mukminin. Aamiin.
Yogyakarta, 29 Ramadhan 1442 H
Majelis Ilmu Nahdlatul Muhamadiyyin
Ketua
Kiai Marzuqi Kurdi
Mustofa W Hasyim