Deklarasi Kesatuan dan Persamaan Manusia
Peradaban Islam berwatak humanistis (kemanusiaan), dan misinya bercakrawala universal. Al-Qur’an telah mendeklarasikan kesatuan dan persamaan manusia meskipun keanekaragaman etniknya, kebangsaannya, dan tempat tinggalnya. Firman Allah di surat Al-Hujurat 13:
يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَآئِلَ لِتَعَا رَفُوْا ۗ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَ تْقٰٮكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari jenis laki-laki dan perempuan dan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Deklarasi tentang kesatuan dan persamaan manusia ini telah membuka peluang kepada semua orang berbakat dari semua bangsa untuk mengambil peran di dalam peradaban Islam. Sejarah mencatat bahwa para genius yang berperan serta dalam membangun peradaban Arab dan Islam pada masa keemasannya berasal dari berbagai bangsa. Tokoh-tokoh besar semisal Al-Khalil bin Ahmad, Sibawaih, Al-Kindi, Al-Ghazali, Al-Farabi, Ibnu Rusyd, Abu Hanifah, Malik, Asy-Syafi’i, Ahmad bin Hanbal, Al-Bukhari dan lainnya, bukan hanya berkebangsaan Arab, tapi ada yang berdarah Persi, Romawi, Andalusia, Asia Tengah, dan lain sebagainya.