CakNun.com
Kebon (80 dari 241)

Ayo Buto-Buto Medsos… Nyakilo!

Emha Ainun Nadjib
Waktu baca ± 4 menit
Foto dan Ilustrasi oleh Adin (Dok. Progress).

Kalau manusia waspada, tutur kata dan perilakunya akan tertata. Kalau manusia sembrono, dan saya sering seperti itu, manusia bisa berlaku seperti Buto.

Salah satu yang merepotkan dan bisa mencelakakan hidup saya adalah buto-buto di Medsos. Mereka cari bahan-bahan dari acara saya, audio atau video, kemudian mereka racik sesuai dengan kebutuhan mereka. Untuk cari uang haram atau untuk mengadudomba.

Mereka menyutradarai lakon yang potongan saya diedit di dalamnya. Saya dipanggungkan di medsos sebagai Buto, nyonthong sana-sini, meramal, sok tahu, sesumbar dan macam-macam. Kau bisa potong jari telunjuk saya kemudian kau tancapkan kepada orang yang kau benci. Nanti beritanya adalah orang itu kesakitan oleh jari telunjuk saya.

Saya dikecil-kecilkan atau dibesar-besarkan. Dikerdil-kerdilkan atau dibuto-butokan. Terakhir saya lihat sekilas di Youtube saya sesumbar: “Kalau sudah darurat, saya akan turun gunung”.

Kapan saya naik gunung. Kalau turun mau ke mana. Emangnya apa yang bisa saya lakukan di lembah dan daratan kehidupan manusia.

Di antara para buto medsos itu adalah bagian dari Jamaah Maiyah sendiri. Dari Kadipiro markas Maiyah sudah maksimal diupayakan tabayyun. Dengan santun dan sikap seimbang untuk semua pihak. Ada yang merespons positif, ada yang negatif dan mbuto. Bahkan ada yang bilang: “Mbah Nun pasti tidak masalah dengan itu, hanya anjing-anjingnya di Kadipiro saja yang rewel dan njegog-njegog...”

Saya sudah lelah untuk kecewa, uring-uringan atau marah. Saya sudah optimal melakukan indzar, istidraj, dari tingkat hija` hingga syukhriyah. Saya sudah sekhusyuk-khusyuknya mendoakan para buto beserta anak istri dan keluarganya. Saya mohonkan ampun. Sekarang sudah tuntas kewajiban cintaku kepada kalian semua. Sekarang saya sudah welèh. Silakan. Monggo Buto-Buto Medsos saya persilakan nyakilo.

Kalau memang kedhaliman, fitnah, dan pemecah-belahan memuaskan hatimu dan menyejahterakan keluargamu: Ayo, nyolongo, malingo, colongen, dan ngakuo official caknun.com.

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لا تُرْجَعُونَ
فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لا إِلَهَ إِلا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ
وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ لا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِنْدَ رَبِّهِ
إِنَّهُلايُفْلِحُالْكَافِرُونَ وَقُلْرَبِّاغْفِرْوَارْحَمْوَأَنْتَخَيْرُالرَّاحِمِينَ

Dulu Pak Harto saya tuntun sampai legowo untuk lengser dengan puncak kepasrahan hamba Allah. Dengan nothing to loose. Sehingga ia ringan mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Presiden dan menyatakan “ora dadi Presiden ora pathèken”.

Sekarang monggo para Buto. Badhog-badhogen. Klethak-klethaken. Untal-untalen. Sakwareg-waregmu. Sakcangkem-cangkemmu. Sakcocot-cocotmu. Sakgenthalo-genthalomu. Sakkathog-kathogmu.

إِنْ لَمْ بِكَ عَلَيَّ غَصَبٌ فَلَا أُبَاَلِيْ
إِنْ لَمْ بِكَ عَلَيَّ غَصَبٌ فَلَا أُبَاَلِيْ
إِنْ لَمْ بِكَ عَلَيَّ غَصَبٌ فَلَا أُبَاَلِيْ

Dulu ada seorang Ulama Kiai Sepuh yang kecewa dan sakit hatinya kepada anaknya bersama seorang Kiai lain bersamanya, yang mengambil keputusan sesuatu yang menurut Kiai Sepuh bisa berakibat memecah belah Ummat Islam. Dan bagi siapa saja yang melakukan penelitian dengan metodologi yang saksama dan adil, akan menemukan fakta bahwa momentum perpecahan itu berakibat sampai sekarang. Kaum Muslimin tidak mungkin bersatu lagi. Tidak hanya karena cara berpikirnya berbeda, khazanah tafsir dan madzhabnya berlainan, tetapi juga sama-sama tenggelam di dalam kepentingan-kepentingan yang berada di bawah kekuasaan besar di atas mereka.

Bahkan sekarang perpecahan itu dianggap wajar, alamiah, sesuai dengan prinsip hak asasi serta tidak disalahkan oleh nilai-nilai Islam. Maka Kaum Muslimin di negeri ini yang jumlahnya mayoritas, tetapi paling lemah kekuatan politiknya, menjadi pelengkap penderita, menjadi objek yang dimain-mainkan oleh rezim, menjadi kelompok bangsa yang tidak punya martabat di dalam pengelolaan dinamika sejarahnya.

Kiai Sepuh memanggil putranya dan teman Kiainya. Tidak hanya mengungkapkan kemarahannya, tapi juga “ngesot”, “nyepatani” atau mengutuk: “Kalau kamu memecah belah ummat Islam yang kami orang-orang tua sudah puluhan tahun berjuang mempersatukannya, montormu akan nabrak dan kepalamu pecah”. Dan Allah mendengarkan keluhan mendalam Kiai Sepuh atas nasib ummatnya Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Kendaraan anaknya mengalami kecelakaan dan beliau wafat. Sahabat Kiainya naik kereta api, ketika akan mengambil bagasi koper besi di bagian atas tempat duduknya, koper besi itu jatuh menimpa kepala beliau. Dan wafat juga.

Sejak itu, para pemimpin yang mengerti peristiwa itu, menjadi gamang dan tidak menentu sikapnya. Yang mengerti tidak mungkin bisa mengungkapkannya.

Anak cucuku Jamaah Maiyah, sejak virus mewabah, sangat keras Allah Swt memenjarakan kita semua di dalam tirakat zaman yang sangat membutuhkan maksimalitas taqwa dan kewaspadaan kita. Kalau kalian berlaku sebaliknya, ngawur, sembrono, dan melangkah sembarangan, aku sungguh prihatin dan mencemaskan nasibmu, anak istrimu, keluargamu hingga anak cucumu.

Perbanyaklah pemakaian alat komunikasimu, komputermu, laptop dan handphonemu, untuk mencari jalan kewaspadaan dan menjauh dari kesembronoan, meskipun yang terakhir itu seakan-akan memberimu keuntungan sesaat.

Butakan matamu terhadap fatamorgana dunia. Alquran yang mencahayaimu dan Allah menjadi penglihatanmu.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. اللّهُمَّ يَاأَللهُ يَاعَظِيْمُ يَاحَلِيْمُ يَاعَلِيْمُ أَنْتَ رَبِّى, وَعِلْمُكَ حَسْبِى, فَنِعْمَ الرَّبُّ رَبِّى, وَنِعْمَ الحَسْبُ حَسْبِى, تَنْصُرُ مَنْ تَشَاءُ وَ أَنْتَ الْعَزِيْزُ الرَّحيْمُ, نَسْئَلُكَ الْعِصْمَةَ فِى الْحَرَكَاتِ وَالسَّكَنَاتِ وَالْكَلِمَاتِ وَالإِرَادَاتِ وَالْخَطَرَاتِ, مِنَ الشُّكُوكِ وَالظُّنُونِ وَاْلأَوْهَامِ السَّاتِرَةِ لِلْقُلُوبِ عَنْ مُطَالَعَةِ الْغُيُوبِ.

فَثَبِّتْنَا وَانْصُرْنَا وَسَخِّرْلَنَا هَذَا الْبَحْرَ كَمَا سَخَّرْتَ الْبَحْرَ لِمُوسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ, وسَخَّرْتَ النَّارَ ِلإِبْرَاهِيْمَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ, وَسَخَّرْتَ اْلجِبَالَ وَالْحَدِيْدَ لِدَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ, وسَخَّرْتَ الرِّيْحَ وَالشَّيَاطِيْنَ وَالْجِنَّ لِسُلَيْمَانَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ, وَسَخِّرْلَنَا كُلَّ بَحْرٍ هُوَ لكَ فِى الأَرْضِ وَالسَّمَاءِ, وَالْمُلْكِ وَالْمَلَكُوتِ, وَبَحْرِ الدُّنْيَا, وَبَحْرِ اْلآخِرَةِ, وَسَخِّرْلَنَا كُلَّ شَيْئٍ, يَامَنْ بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْئٍ,

 اُنْصُرْنَا فَإِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ, وَافْتَحْ لَنَا فَإِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ, وَاغْفِرْلَنَا فَإِنَّكَ خَيْرُ اْلغَافِرِيْنَ, وَارْحَمْنَا فَإِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ, وَارْزُقْنَا فَإِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ, وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ, وَهَبْ لَنَا رِيْحًا طَيِّبَةً كَمَا هِيَ فِى عِلْمِكَ, وَانْشُرْهَا عَلَيْنَا مِنْ خَزَائِنِ رَحْمَتِكَ وَاحْمِلْنَا بِهَا حَمْلَ الْكَرَامَةِ مَعَ السَّلاَمَةِ وَالْعَافِيَةِ فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا والأخِرَةِ, َإِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ,

اللّهُمَّ يَسِّرْ لَنَا اُمُورَنَا مَعَ الرَّاحَةِ لِقُلُوبِنَا وَأَبْدَانِنَا, وَالسَّلاَمَةَ وَالْعَافِيَةَ فِىدِيْنِنَا وَدُنْيَانَا, وَكُنْ لَنَا صَاحِبًا فِى سَفَرِنَا وَحَضَرِنَا وَخَلِيفَةً فِى أَهْلِنَا, وَاطْمِسْ عَلَى وُجُوهِ أَعْدَائِنَا, وَامْسَخْهُمْ عَلَى مَكَانَتِهِمْ فَلاَ يَسْتَطِيْعُونَ الْمُضِيَّ وَلاَ الْمَجِىْءَ إِلَيْنَا,

حُمَّ اْلأَمْرُ وَجَاءَ النَّصْرُ فَعَلَيْنَا لاَ يُنْصَرُونَ. حم. تَنْزِيلُالْكِتَابِ مِنَ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ. غَافِرِ الذَّنْبِ وَقَابِلِ التَّوْبِ شَدِيدِ الْعِقَابِ ذِي الطَّوْلِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ إِلَيْهِ الْمَصِيرُ.

يَا أللهُ يَا نُورُ يَاحَقُّ يَامُبِيْنُ, اُكْسُنِى مِنْ نُورِكَ, وَعَلِّمْنِى مِنْ عِلْمِكَ, وَأَفْهِمْنِى عَنْكَ, وَأَسْمِعْنِى مِنْكَ, وَبَصِّرْنِى بِكَ, وَأَقِمْنِى بِشُهُوْدِكَ, وَأَلْبِسْنِى لِبَاسَ التَّقْوَى مِنْكَ, إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ,

اللّهُمَّ َإِنَّكَ تَعْلَمُ مَا نَحْنُ فِيْهِ, وَمَا نَطْلُبُهُ وَنَرْتَجِيْهِ مِنْ رَحْمَتِكَ فِى أَمْرِنَا كُلِّهِ, فَيَسِّرْلَنَا مَا نَحْنُ فِيْهِ مِنْ سَفَرِنَا وَمَا نَطْلُبُهُ مِنْ حَوَائِجِنَا, وَقَرِّبْ عَلَيْنَا الْمَسَافَاتِ, وَسَلِّمْنَا مِنَ الْعِلَلِ وَاْلآفَاتِ, وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا, وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا, ولاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ, وَصَلىَّ الله عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ

اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُولَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آَبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آَبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Lainnya

Lembut Kepada Semua

Lembut Kepada Semua

Dalam jejer wayang kulit, Buto adalah bagian dari golongan antagonis yang diletakkan berjejer di sebelah depan kiri dalang.

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib
Exit mobile version