CakNun.com

Yatsrib Pada Waktu Itu

Drs. Ahmad Fuad Effendy, MA
Waktu baca ± 1 menit

Madinah saat kedatangan Rasulullah Saw belum merupakan sebuah kota, dan belum bernama Madinah. Yatsrib, demikian nama yang disandangnya, terdiri dari oase-oase yang tersebar memanjang mengikuti gugusan bukit-bukit, diapit oleh dua dataran tinggi yang terdiri dari kerikil-kerikil hitam.

Suku-suku atau golongan masyarakat seperti Khazraj, Aus, dan Yahudi menguasai oase-oase tertentu, dan wilayah mereka dibatasi dengan pagar yang mengitari tanah pertanian, peternakan, dan pemukiman mereka. Antara satu wilayah dengan wilayah lainnya terbentang dataran luas yang belum digarap atau dihuni, juga telaga-telaga yang kering di musim kemarau dan menampung air di musim hujan.

Yatsrib pada waktu itu tidak lebih dari kumpulan dari desa-desa, yang terpisah-pisah, bahkan saling bermusuhan satu sama lain. Rasulullah Saw lah yang membangun Yatsrib menjadi sebuah kota, mengubah gugusan bukit-bukit menjadi pusat kegiatan sosial, kultural, politik, militer, memberinya nama Madinah, dan menyatukan penduduknya.

Drs. Ahmad Fuad Effendy, MA
Marja' Maiyah. Penulis buku, Pengajar Bahasa Arab, dan Pengurus IMLA. Anggota Dewan Pembina King Abdullah bin Abdul Aziz International Center Saudi Arabia.
Bagikan:

Lainnya

Persatuan Masyarakat Madinah

Persatuan Masyarakat Madinah

Salah satu hasil nyata dari kesadaran positif yang dibangun oleh Rasulullah di dalam sanubari masyarakat Madinah itu adalah terciptanya persatuan yang kokoh di antara anggota masyarakat Madinah meskipun mereka terdiri dari berbagai suku, etnis, dan agama, dan satu sama lain selama berabad-abad merupakan musuh bebuyutan.

Drs. Ahmad Fuad Effendy, MA
A. Fuad Effendy
Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib

Pauwan

Pauwan
Exit mobile version