Workshop Keikhlasan
Sebersih dan sesehat apapun engkau dalam pengertian ilmu modern yang hebat, tidak berarti engkau steril Iblis.
Ia menguasai darahmu, mengalir ke otak, dan ia mengatur saraf-saraf otakmu. Apakah engkau menganggap ini dongeng? Iblis punya anak yang ia beri nama Atamah, Mutaqadhi, dan Kuhyal. Bapak mereka menugasi ketiganya untuk merusak akhlak manusia, ibadah dan keikhlasannya, kepada Allah maupun kepada sesamanya
Iblis selalu memberi penekanan dalam informasinya, bahwa yang ia tidak bisa sentuh atau pengaruhi adalah manusia yang ikhlas. Maka sesungguhnya induk dari segala Pendidikan dan Kurikulum, di rumah atau Skolah, adalah pelatihan keikhlasan. Maka Maiyah, dari Kadipiro hingga pelosok manapun, mengelola semua hal yang terkait dengan Maiyahan, dengan prinsip utama keikhlasan.
Dan untuk putra-putri kita, keikhlasan tak ada pelajarannya di TK, SD hingga Universitas. Kata ikhlas hanya disebut sebagai pelengkap penderita. Sebagai ilustrasi yang tidak dinomorsatukan. Bahkan tidak ada syarat yang dikualifikasi bahwa menjadi Presiden, Wakil Rakyat, Ulama, Ustadz dan apapun saja jabatan-jabatan publik, yang urusan paling mendasarnya adalah keikhlasan. Bahkan kata ikhlas tak pernah diurus serius secara bahasa. Ada sincere dalam bahasa Inggris, tapi tidak sama dan sebangun, apalagi seluas kosmos ikhlas dalam Al-Qur`an. Bahasa Indonesia dan Jawa hanya mengadopsinya menjadi “ikhlas” dan “eklas”. Keutuhan, kelengkapan, keluasan dan kedalaman makna Surat Al-Ikhlas tidak pernah dipelajari.