Wirid dan Shalawat Untuk 67 Tahun Mbah Nun
Tiga setengah jam menjelang dini hari, menuju pergantian 27 Mei, wirid dan shalawat terlantun dari Pendopo Rumah Maiyah Kadipiro. Keluarga besar KiaiKanjeng dan Progress duduk bersila melingkar. Mas Islamianto dan Mas Imam Fatawi mengorkestrasi jalannya majelis peringatan ulang tahun ke-67 Mbah Nun itu.
“Kita melantunkan doa, dzikir, wirid, dan shalawat ini kita hidmatkan kepada Mbah Nun yang tanggal 27 Mei ini berusia 67 tahun,” prolog Mas Helmi. Pada momen peringatan hari lahir tersebut, Ia berharap beliau senantiasa dijaga oleh Allah, diberi panjang umur, diberi kesehatan, dan senantiasa dapat menyertai serta membimbing jamaah. Selain ditujukan kepada Mbah Nun, doa tersebut juga ditujukan kepada Syaikh Nursamad Kamba, Marja’ Maiyah, yang sedang sakit.
Mas Helmi mengimbuhkan agar doa yang dipanjatkan membuat Allah berkenan mengangkat pandemi Covid-19 sesegera mungkin. “Mudah-mudahan apa yang kita lakukan ini bisa turut membawa kepada situasi di mana Allah bermurah hati dan tidak tega kepada kita semua, sehingga mengangkat wabah ini dengan segera,” ucapnya.
Forum ini ditayangkan secara virtual via channel youtube caknun.com, sehingga jamaah lain bisa mengikuti dari rumah masing-masing. Mas Helmi mengajak mereka secara khusyuk, khidmat, dan gembira untuk turut melantunkan shalawat dan dzikir. Ia mengharapkan jamaah supaya bukan hanya menyaksikan, melainkan juga terlibat secara aktif. “Keterlibatan tersebut menjadi kekuatan untuk mengukuhkan doa-doa kita, membumbungkan ke langit, membuka pintu-pintu rahmat, dan kasih sayang Allah Swt,” ujarnya.
Shalawat-shalawat yang biasa dilantunkan KiaiKanjeng seperti Alfu Salam, Annabi Shollu ‘Alayh, dan Sidnan Nabi dikumandangan secara khusyuk. Di sela-sela itu Mas Seteng menarasikan sapaan kepada Tuhan dan Kanjeng Nabi. “Kami berkumpul melingkar bershalawat bersama-Mu serta bersama para Malaikat-Mu, untuk manusia agung pilihan-Mu, Muhammad Saw. Kami berkumpul merangkai lingkaran ma’iyyatul hubbi, ma’iyyatul haqqi, fii ma’iyyatillahi jalla jalalah.”
Dalam doa penutup, Mas Islamianto berharap dan menegaskan, “Kita memohon kepada Allah Swt. semoga apa yang kita lakukan ini menjadi taburan barokah bagi kita semua. Terkhusus semua yang kita lakukan ini adalah doa kita untuk Mbah Nun agar senantiasa dijaga dan dilindungi oleh Allah Swt.”