Tumbuhan
Dalam menjalani laku prihatin pun orang Jawa tidak dapat meninggalkan anasir tumbuhan. Ada lelaku nyirik (berpantang) makan daging hingga yang bersangkutan menjadi vegetarian. Ketika puasa mutih, mereka tidak makan garam. Dalam puasa ngrowot, mereka tidak makan nasi dan hanya makan umbi-umbian.
Tetapi, pada hakikatnya manusia Jawa tetap menjadikan hasil tumbuhan sebagai makanan dan kebutuhan utama untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Tumbuhan ibarat mesiu bagi sebuah peluru. Mereka percaya, tanpa khasiat yang didapat dari tumbuhan manusia tidak akan mampu menunaikan hidupnya dengan sempurna, sehat lahir batin.