Tiga Orang
Orang bijak mengerti susahnya menjadi penguasa, orang pandai memahami beratnya menjadi penguasa, orang dungu merasakan enaknya menjadi penguasa.
Orang bijak mengerti kenapa sebisa mungkin jangan sampai ia menjadi penguasa, tetapi ringan hatinya untuk kehilangan kekuasaan. Orang pandai memahami bagaimana menjadi penguasa, serta memahami bagaimana mempertahankan kekuasaan. Orang dungu tidak tahu kenapa ia direkayasa menjadi penguasa, sehingga lebih tidak tahu lagi kenapa ia harus turun dari kursi kekuasaannya.
Orang bijak tidak tahu bagaimana pasang muka. Orang pandai tahu persis bagaimana pasang muka. Orang dungu tahunya hanya pasang muka.
Orang bijak berjuang menyelami hati rakyat. Orang pandai berupaya dipahami oleh hati rakyat. Orang dungu bergaya di depan hati rakyat.
Orang bijak senang duduk di kursi tapi sebisa mungkin menghindarinya. Orang pandai senang duduk di kursi dan berjuang untuk mewujudkannya. Orang dungu senang duduk di kursi dan minta dukungan untuk tetap duduk di atasnya.
Orang bijak berjuang untuk tidak menjadi pemimpin karena waspada terhadap ilmu Tuhan. Orang pandai berjuang menjadi pemimpin dan menyusun kekuatan untuk bertahan. Orang dungu tidak mengerti bagaimana menjadi pemimpin, tapi kalau sudah terlanjur diangkat jadi pemimpin ia kalap kalau akan diberhentikan.