Setahun Melangkah Batam Maiyah
Wew, setahunwak!
Mungkin kami adalah simpul bontot dari puluhan simpul Maiyah yang tersebar di penjuru dunia dan mungkin langkah kami selangkah siput (bekicot, red), “thimik-thimik”.
Ya,di milad pertama Batam Maiyah kami mengibaratkan diri kami layaknya siput, mahluk Allah superlambat yang bahkan mungkin bisa dikategorikan sebagai hama jika berada di tempat yang kurang tepat (persawahan) dan waktu yang kurang tepat (saat mau awal tanam), pun begitu ada banyak yang kami tadabburi dari sifat siput:
Konsisten alias istiqomah
Sudah jadi rahasia umum siput bergerak sangat lambat 1,3 cm/detik, tapi hebatnya siput bisa menstabilkan kecepatan melangkah, lambat tapi konsisten.
Batam Maiyah dirintis dari 2 orang yang janjian ketemu di warung bandrekaceh jam 12 malam – 3 dinihari di awal 2017. Obrolan awal 2 mahluk manusia ini tentang pengalaman bermaiyah disimpul besar pulau jawa dan cita-cita untuk mengumpulkan arek-arek maiyah yang kini berada di Batam pun tercetus, dan dari sinilah perjalanan awal benar-benar dimulai.
Saling mendukung
Setelah beberapa kali ngopi bareng dari 2 orang akhirnya bertambah 1 orang lagi, dan 3 orang ini berusaha mencari kawan-kawan maiyah lain melalui medsos untuk undangan kumpul ngopi bareng.
Namun, awal usaha tidak berjalan lancar, undangan ngopi melalui akun pribadi kita berada di pulau dengan penduduk yang majemuk asal suku bangsanya, dan pulau tempat tinggal kampungnya, singkat cerita di pulau ini tidak semua kenal Mbah Nun (sebelum meledaknya channel-channel youtube dengan konten Mbah Nun, nama simbah kurang begitu popular di Batam waktu itu) hasilnya 0, tidak ada tambahan satu pun anggota ngopi (belum terbentuk sinau bareng).
Dan hal itu berlangsung sejak awal 2017 sampai Juni 2018, tepatnya setelah Simbah ada acara di Dataran “Welcome to Batam” untuk menghadiri undangan IKPM Gontor Batam. Nah, dari situ anggota ngopi bareng bertambah.
Kami berfikir pada saat itu, mungkin harus dapat “restu” dari Simbah untuk “GO”. 3 bertambah jadi 5, terus jadi 7 dan kini berfluktuasi dari 12-15 orang anggota tetap sinau bareng yang datang di setiap acara melingkar. Ya, masih tetap dikit, tapi kami melangkah.
Dan indahnya jalinan persaudaraan rasa maiyah dengan sendirinya terjalin seiring dengan perjalanan waktu. Saling dukung satu sama lain tanpa adanya embel-embel khusus, saling ejek tanpa ada yang sakit hati, saling mengingatkan tanpa ada salah satu yang ternodai harkat martabatnya. Dan yang khas dari Batam adalah saling informasi lowongan pekerjaan untuk para teman-teman yang masih nganggur. Secara garis besar saling dukung mendukung satu sama lain juga terasa di BatamMaiyah.
Pakan ternak atau Escargot?
Kita mungkin sudah mengerti bahwa siput bisa diolah menjadi 2 olahan yang benar-benar berbeda “kelasnya”, jadi pakan ternak ataupun menjadi menu mewah escargot dengan harga jutaan rupiah per porsi. Tapi bukan sinau bareng Maiyah namanya jika tidak berfikir memelintir, zig zag dan berputar. Kami mentadabburi pakan ternak atau escargot ini bukan pada gemerlap materi maupun kedudukan strata sosialnya, tidak penting kita menjadi siput pakan ternak yang harus dihancur-hancurkan kemudian dicampur “dedak” untuk pakan bebek ataupun menjadi Escargot salah satu menu makanan mewah di satu restoran terkenal di Perancis, yang paling penting adalah apakah pakan ternak ini bermanfaat bagi mahluk lain? Apakah escargot ini berguna bagi banyak orang? Itu yang kita pertanyakan. Manfaat ke mahluk lain ini yang selalu kita tanamkan dan upayakan dalam menjalani perjalanan Batam Maiyah 1 tahun kebelakang dan semoga ditahun-tahun berikutnya.
Sudah cukup cerita tentang siputnya, ayo kawan-kawan di Batam, mari bergabung melingkar, dan sedikit bergembira bersama kami di perhelatan 1 tahun melangkah bersama Batam Maiyah. Pokoknya melingkar saja mungkin ada jamuan escargot atau malah sate keong. Mari bergabung BataMMaiyaH Edisi Maret “Setahun Melangkah BataMMaiyah”, Hari Sabtu 7 Maret 2020 pukul 21.00 Wib, di rumah Abi Jibril, Perum. Fanindo, Blok A No.9, Batuaji, Batam.
Batam, Maret 2020