Selamat Jalan Bunda Cammana
Saya tiga kali jumpa Bunda Cammana. Satu kali ketika Bunda di Jogja dan dua kali saya berkunjung di kediaman Bunda di Limboro Mandar Sulawesi Barat.
Tiga kali berjumpa Bunda hampir tidak bergeser kesan yang kuat dari benak saya. Wajah yang tulus, bening — apalagi kalau sudah memukul terbang sambil bershalawat yang sangat menggetarkan itu.
Bunda tidak banyak berkata-kata, namun getaran jiwanya yang sejuk selalu tersambung kepada siapa saja yang bertemu bertatap muka. Pelajaran hidup yang kami terima dari Bunda justru bukan dari petuah kata-katanya, namun dari cahaya yang terpancar dari sanubarinya.
Jika kami semua memanggil “Bunda” itu bukan sekadar lipstik, memang sudah tepat, patut dan selayaknya, memang Bunda untuk kami semua, terutama Orang-orang Maiyah Nusantara, dan kami akan mengenang selamanya.