Sejenak Berpaling Ke Belakang
Hampir setiap saat kita selalu memandang ke depan, karena “masa depan” adalah tujuan semua orang. Namun, betapa indahnya jika sekali waktu kita juga mau “berpaling”. Mencoba mengkaji ulang, melakukan introspeksi diri, karena sesungguhnya setiap detik kita nyaris berhadapan dengan batu sandungan, entah dari mana datangnya.
Hidup dengan senantiasa mengandalkan beningnya hati, sungguh bukan mudah. Karena terbukti di mana-mana banyak terjadi benturan dan malapetaka karena ulah manusia sendiri. Artinya, ketika jutaan orang benar-benar berusaha memayu hayuning bawana serta mewujudkan kehidupan yang tata tentrem kertaraharja, yang lain juga sibuk mengembangkan diri menjadi virus-bakteri demi meraih kepentingannya sendiri, demi memuaskan nafsu angkara murka yang telah tumbuh di seluruh pori-pori.