Penumpang Gelap Ajaran Agama
Ajaran-ajaran agama bisa saja menjadi rumit tatkala hati sedang tertutup hawa nafsu dan dipenuhi hasrat-hasrat kepentingan sesaat, terutama jika dibarengi adanya pihak ketiga yang “menumpang” kepentingan tertentu — misalnya dengan agenda memperoleh kekuasaan.
Kalau sudah begitu, maka wacana-wacana atau kata-kata tertentu untuk membuka peluang bagi kepentingan itu akan terus diproduksi.
Contoh konkret mengenai hal ini adalah pembicaraan dan pandangan tentang khilafah kekuasaan. Khilafah yang dimaksud itu tidak ada kaitannya dengan ajaran-ajaran agama yang murni.
Sebab, khilafah muncul pasca-kenabian, yang berarti bukan dari Nabi. Agama, kan, sudah sempurna pada masa kenabian. Berarti, apa pun yang muncul sesudahnya bukan dari ajaran agama yang asli.
Ini adalah contoh bagaimana pihak ketiga menumpang kepentingan dalam ajaran agama, yang menjadikannya berorientasi kepada kekuasaan, bukan pada kebaikan.