Nyuwiji
Nyuwiji atau lazim diucapkan nyawiji (menyatu) oleh orang Jawa adalah ungkapan yang menggambarkan eratnya penyatuan dari dua, atau sejumlah, elemen dalam mengarungi kasunyatan (realitas atau kenyataan) hidup. Salah satu bentuk manifestasi nyuwiji yang sering dijadikan contoh utama di Jawa adalah perkawinan.
Kemenyatuan dua sosok laki perempuan dalam kebersamaan hidup, di mana awalnya mereka benar-benar orang lain, bukan sanak kadang (saudara atau kerabat) yang memiliki hubungan darah. Namun, dalam nyuwiji tersebut hubungan keduanya (batin dan fisik) nyaris melebur, menyatu, tanpa batas lagi.
“Duwekku ya duwekmu, laramu ya laraku, bungahku ya bungahmu (Milikku jadi milikmu, sakitmu juga sakitku, kebahagiaanku juga kebahagiaanmu).” Jika yang satu marah, yang lain mengalah. Yang satu ingin mendaki, yang lain mendorong. Yang satu memiliki kekurangan, yang lain melengkapi. Keduanya ibarat daun sirih yang: lumah kurebe beda nanging yen gineget padha rasane (Meskipun bagian atas dan bawahnya berbeda, tetapi kalau digigit rasanya sama).