Membebaskan Tuhan
Tuhan bisa jadi merancang ajaran-ajaran agama begitu rupa untuk kesenangan hidup manusia, bukan kesengsaraan dan derita, baik di dunia maupun akhirat.
Tapi, untuk menangkap spirit ini, sepertinya kita perlu mereformasi pandangan tentang Tuhan. Kita “bebaskan” Dia: dari sekadar konsep, menjadi laku kebaikan.
Pengertian agama, dengan sendirinya, juga harus mengalami perubahan: dari aturan sistem keimanan dan peribadatan, menjadi situasi keilahian yang menuntun kepada kebaikan.
Banyaknya rumusan yang dikemukakan untuk menjelaskann aturan sistem atau sistem yang mengatur keimanan dan peribadatan membuat manusia sibuk, hingga bisa saja malah lupa menikmati agama. Terlampau banyak perhatian yang difokuskan kepada pentingnya teh, kegunaan, dan berbagai keistimewaannya, sehingga lupa meminumnya.