“Memanusiakan” Alam Lingkungan
Sebagai masyarakat agraris sesungguhnya mayoritas orang Jawa memiliki kepedulian tinggi terhadap alam lingkungan.
Bahkan dalam banyak kasus, demikian akrabnya orang Jawa dengan alam lingkungan, sampai terkesan mereka amat “memanusiakan” pohon, hewan, kayu, batu, gunung, sungai, tanah, sehingga dapat diajak berkomunikasi sambung rasa seperti halnya manusia.
Buktinya banyak. Dahulu, anak-anak dilarang kencing di sungai dan parit, karena sungai juga rumah bagi ikan, cacing, ketam, anggang-anggang, lumut, yang hidupnya bisa terganggu oleh air kencing itu. Air sungai atau parit juga dibutuhkan tumbuhan serta manusia di hilir, yang artinya air tersebut adalah milik bersama banyak makhluk.