Latihan Teater Perdikan “Petruk Papat Lima Sableng”
Seperti kita tahu, pandemi menyodorkan banyak kesulitan atau kendala, tetapi jelas juga bagi kita bahwa tak boleh ada kata menyerah. Demikianlah pula yang terjadi pada teman-teman Teater Perdikan.
Hampir setiap sore, mereka melakukan latihan di Rumah Maiyah Kadipiro dan sudah berjalan sejak minggu kedua bulan November ini. Mbah Nun menyiapkan naskah baru berjudul Petruk Papat Lima Sableng.
Latihan ini merupakan kontinuasi keisitiqamahan mereka setelah jeda delapan bulan di mana saat itu mereka dalam kondisi sudah siap pentas untuk naskah Sunan Sableng dan Paduka Petruk, namun urung berlangsung karena situasi pandemi awal kali merambah Indonesia.
Meski demikian, semua itu tak menyurutkan apapun pada mereka. Mereka tetap kompak, saling kangen, tetap berpikir kreatif, dan kini mereka berkumpul kembali meneruskan semangat dan kegairahan berkarya untuk menyumbangkan kebajikan bagi kehidupan.
Pada pementasan naskah teater yang Mbah Nun menyebutnya merupakan teater gerak dan puisi musikal ini, sama seperti sebelumnya, penyutradaraan dipercayakan kepada Pak Jujuk Prabowo, sedangkan musik digarap oleh KiaiKanjeng. Maka, pada semua tahap dan kelompok latihan, Pak Jujuk selalu hadir melatih, melecut, dan membekali teman-teman pelakon.
Apa yang dilakukan teman-teman Teater Perdikan saat ini dengan latihan rutinnya meneguhkan apa yang menjadi lecutan dari Mbah Nun, “Yang penting adalah apakah sesorang itu berjuang atau tidak.”